-->

Pengertian, Macam Macam Alur, dan misalnya

Pengertian, Macam Macam Alur, dan polanya - Di dalam sebuah karya sastra khususnya sastra yang berbentuk tabrakan pena seakan-akan novel, cerpen dan lainnya ada sebuah unsur pembangun di dalamnya atau sering disebut juga dengan unsur instrinsik.

Salah satu unsur-unsur instrinsik tersebut ialah Alur. Apa yang dimaksud dengan alur ? Alur yaitu tahapan atau rangkaian jalannya sebuah dongeng yang disampaikan oleh pengarang kisah tersebut.

 

Tahapan Alur


Di dalam sebuah alur, ada beberapa tahapan-tahapan yang terbagi ke dalam 5 bagian dongeng, yaitu:

Baca Juga

1. Perkenalan

Pada penggalan ini, penulis mulai memperkenalkan tokoh-tokoh, lattar yang ada di dalam dongeng tersebut.

2. Pemunculan perkara

Pada tahapan ini, penuliis mulai memperkenalkan kasus yang akan dihadapi oleh tokoh utamannya.

3. Menuju konflik

Penulis mulai mengarahkan tokoh utama masuk ke dalam konflik yang telah dia perkenalkan sebelumnya.

4. Ketegangan

Pada tahapan inilah yang menjadi inti dari sebuah kisah dimana tokoh utama sedang berada di dalam sebuah perkara yang sangat menegangkan.

5. Penyelesaian

Setelah melewati puncak masalah, penulis mulai membawa jalan kisah menuju penyelesaian perkara tersebut. Apakah kisah tersebut akan berakhir senang atau malah sebaliknya. Semua itu merupakan keputusan penulisnya.

 

Macam-Macam Alur


Jika dilihat dari urutan kronologisnya, alur dikelompokan menjadi 3 macam yaitu, alur maju, alur mundur dan alur gabungan. Di bawah ini ialah macam-macam dan pola alur menurut urutan jalan kisahnya.

1. Alur maju

Pada alur maju atau disebut juga dengan alur progresif, penulis menyajikan jalan dongengnya secara berurutan dimuali dari tahapan perkenalan ke tahapan penyelesaian secara urut dan tidak beliaucak. Berikut ini yaitu contoh cerita pendek dengan menggunakan alur maju.

Akibat Terlambat

Hari itu saya bangkit pagi terlambat. Ku lihat jam telah mengambarkan pukul 7. Tanpa pikir panjang admin pribadi berganti pakaian dan eksklusif menuju sekolahku. Di perjalanan sekolah, saya memacu kendaraanku dengan sangat kencang. Namun, tiba-tiba dari arah berlawanan ada seorang pejalan kaki yang melintas. Tanpa sempat menghindar lagi, kami pun menumbur dirinya.

Aku tepental dari motorku, sementara orang tersebut jatuh terperosok. Sontak saja orang-orang yang ada di sekitar jalan itu menghampiriku. Mereka geram dengan perbuatanku. Bahkan salah satu dari mereka hendak memukul diriku. “Ayo kita pukuli saja orang ini,” teriak salah seorang. Dengan cepat mereka menarik bajuku. kami sempat dipukuli beberapa kali hingga wajahku membiru. Namun, beberapa dikala kemudian aku mendengar bunyi seseorang. “Sudah hentikan kita seharusnya jangan main hakim sendiri,” kata seorang laki-laki yang tidak admin kenal itu. “tapi ia telah menabrak laki-laki itu Pak!” “sudah bubar kalian,” laki-laki itu membentak.

Akhirnya mereka semua bubar. kami merasa sangat beruntung karena ditolong olehnya. “Terimakasih Pak, kami tidak akan selamat jika tidak ada Bapak dan saya akan mempertanggung jawabkan perbuatanku!” kataku mengiba. “Sudahlah kini kamu pergi antarkan orang yang kau berkelahi itu ke klinik” perintah bapak itu. sehabis itu saya pribadi pergi membawa orang yang admin laga ke klinik untuk diobati. sampai hari ini saya tidak mengenal siapa laki-laki baik yang menolongku waktu itu.
Advertisement

2. Alur mundur

Alur mundur yaitu proses jalannya dongeng secara tidak urut. Biasanya pengarang mengatakan kisahnya dimulai dari konflik menuju penyelesaian, kemudian menceritakan kembali latar belakang timbulnya konflik tersebut. pola dongeng menggunakan alur mundur.

Perkelahian

Ketika budi hendak memasuki kelasnya, ia melihat orang-orang sedang berkumpul. Ia pun merasa ingin tau dan menghampirinya. Betapa terkejut budi ketika itu ketika mengetahui bahwa Andi dan Rian sedang adu. Andi yang sangat murka mendaratkan pukulannya di wajah Rian. lalu Rian membalasnya dengan menerjang badan Andi.

Melihat insiden itu, budi pun melerai mereka. “Hey kalian hentikan!” Kata kebijaksanaan sambil memegang badan Rian yang terjatuh. “Kau jangan ikut campur Bud, ini kasus kami berdua,” Kata Andi. “Lepaskan saya Bud, kami akan menghajarnya,” timpal budi. kebijaksanaan yang badannya lebih besar menyeret mereka berdua menjauhi keramaian itu. “Sudahlah hentikan, apapun perkaranya semua mampu dibicarakan,” kecerdikan memarahi mereka. “Tapi ini salah Rian, ia menghilangkan bukuku dan tidak mau menggantinya,” kata Andi. “Aku kan sudah bilang kami akan menggantinya, tetapi kau tidak mau mendengar perkataanku malah mengajakku tubruk,” timpal Rian.

Budi yang telah mengetahui kasus tersebut mencoba untuk menenangkan mereka. “Sudahlah kalian kan sahabat baik. Janganlah seakan-akan ini, selesaikan semua kasus dengan kepala hambar,” kata kebijaksanaan. “Andi kau seharusnya jangan lekas emosi dan Rian kau juga jangan mudh terpancing, sudahlah lupakan kasus ini. Toh Rian berjanji akan menggantinya,” kecerdikan menasehati mereka. kesudahannya mereka berduapun saling memaafkan dan dekat kembali. sehabis beberapa hari, Rian dan Andi pun menemui kebijaksanaan. Mereka berterimakasih karena mereka telah menjadi sahabat seolah-olah dulu kembali.

3. Alur adonan

Alur jenis ini ialah gabungan dari alur maju dan alur mundur. Penulis pada awalnya menyajikan dongengnya secara urut dan kemudian pada suatu waktu, penulis menceritakan kembali kisah masa kemudian atau flash back. cerita yang memakai alur ini cukup sulit untuk dipahami dan membutuhkan konsentrasi yang cukup tinggi. pola:

Apa yang ditanam itu yang akan dituai

Sore hari itu, Reza sedang bekerja. dia ialah seorang penjual roti keliling. Ketika ia sedang melewati jalan yang sangat ramai, ia melihat seorang anak kecil yang sedang berjualan Koran. Reza merasa kasihan dengan anak itu. ia pun memanggilnya, “Hey nak kenapa kau tidak bersekolah?” tanya Reza. “Aku harus membantu Ibuku Pak,” jawab anak itu. karena merasa kasihan Reza membeli semua korannya. Anak itu pun sangat senang dan besar hati.

Setelah lima tahun berlalu, Reza tetap menjalankan hari-harinya bekerja sebagai penjual roti. Ketika dia sedang menjajakan rotinya, ia mengalami sebuah kecelakann. beliau tertabrak sebuah sepeda motor dan jatuh dengan penuh luka. Ia pun pingsan. ketika setelah sadar Reza sudah berada di rumah sakit. Selama di sana Reza mendapat perawatan yang sangat baik. hingga kesannya ia sembuh, tetapi dia merasa heran kenapa selama dirawat, ia tidak pernah dimintai biaya perawatan. Reza kemudian bertanya kepada salah satu perawat, “Suster saya heran kenapa saya tidak dikenai biaya perawatan sedikit pun,” “kami mendapat perinta dari atasan untuk merawat Bapak” jawab suster itu.

Reza pun merasa heran dan segera menemui pemilik rumah sakit itu. “Maaf Pak, admin ingin mengucapkan terimakasih atas kebaikan Bapak,” kata Reza. Tetapi pemilik rumah sakit itu hanya tersenyum kecil dan berkata, ”seharusnya saya yang berterimakasih kepada Bapak, berkat Bapak saya menjadi seperti kini ini,” jawab pemilik rumah sakit tersebut. Reza pun semakin heran. dia merasa tak pernah menolong apapun. “Apakah Bapak tidak ingat? Saya yaitu anak yang Bapak tolong 5 tahun kemudian. Pada saat itu saya sedang membutuhkan uang untuk membayar kuliahku. admin hampir frustasi dan memutuskan untuk berhenti lantaran tidak ada seorang pun yang membeli dagangaku. Tetapi Bapak menolongku hingga risikonya saya mampu melanjutkan kuliahku,” pemilik rumah sakit tersebut menjelaskan.

Ternyata pemilik rumah sakit tersebut ialah anak yang ditolong Reza 5 tahun yang kemudian. dia yaitu seorang mahasiswa yang sedang dalam masalah keuangan. setelah menerima kontribusi dari Reza, beliau pun kembali mampu melanjutkaan kuliahnya. “Baik sekali Bapak itu, suatu ketika kami harus membantunya” pikir anak itu. perjuangan dan niat anak itu pun tak sia-sia hingga kesannya dia menjadi pemilik rumah sakit itu.

Setelah mengetahui hal tersebut, Reza pun menitikan air mata. ia jadinya mengingat bahwa anak yang ia tolong waktu itu telah sukses dan menjadi pemilik rumah sakit terbesar ini.

Related Posts

0 Response to "Pengertian, Macam Macam Alur, dan misalnya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel