Cerita Rakyat Tangkuban perahu Lengkap
Cerita Rakyat Tangkuban perahu Lengkap - Gunung Tangkuban bahtera yang terletak di daerah Jawa Barat merupakan salah satu tempat destinasi rekreasi keluarga. Dinamakan Tangkuban perahu, karena bentuk gunung ini seperti sebuah perahu yang terbalik (tangkuban = terbalik).
Gunung ini menyimpan mistery dan history, menurut akidah yang berkembang di masyarakat, terbentuknya gunung ini diyakini sebagai suatu legenda pada kehidupan ribuan tahun yang kemudian. Berikut dongeng rakyat mengenai asal-usul Tangkuban perahu kelasindonesia.com akan ceritakan kembali.
SANGKURIANG DAN ASAL USUL TERBENTUKNYA TANGKUBAN bahtera
(SEBUAH LEGENDA)
Menurut kepercayaan yang berkembang, di kahyangan ada sepasang dewa dan dewi melaksanakan kesalahan. atas kesalahan mereka kemudian mereka dihukum oleh Sang Hyang Tunggal dengan mengutuk mereka menjadi hewan dan diturunkan ke bumi. Dewi bermetamorfosis seekor babi berjulukan Wayung Hyang, sedangkan tuhan berubah menjadi seekor anjing bernama Tumang. Sepasang yang kuasa-dewi ini harus menjalani hukuman sebelum kembali ke kahyangan menjadi sepasang ilahi dan dewi kembali.
Di suatu wilayah di Jawa Barat hiduplah kekerajaan yang dipimpin oleh Raja Sungging Perbangkara yang bahagia berburu binatang di hutan. Suatu hari, dikala Raja tengah berburu di hutan beliau ingin memuang air seni. Dan air seni Raja tertampung ke dalam sebuah wadah. Babi jelmaan Dewi Wayung Hyang merasa sangat kehausan dan meminum air yang tertampung di wadah yang ia lewati yang tak lain yaitu air seni raja. Babi tersebut tidak mengetahui bila yang diminumnya adalah air seni, dan secara ajaib seketika saja babi jelmaan dewi itu hamil dan melahirkan seorang putri yang manis jelita. Kemudian, Bayi anggun itu ditemukan oleh Raja Sungging, dan dibawanya ke dalam kerajaan dan diberi nama Dayang Sumbi.
Dayang Sumbi tumbuh menjadi gadis yang elok jelita, hal ini karena ia merupakan keturunan seorang dewi. Banyak Raja dan Pangeran yang hendak mempersuntingnya namun ia menolak. Hingga terjadi peperangan antara para raja karena memperebutkan Dayang Sumbi. Merasa dirinya sebagai penyebab dari peperangan ini, maka beliau pun berpamitan kepada ayahnya untuk mengasingkan diri ke sebuah bukit. Tentu saja Ayahnya menolak, namun, Dayang Sumbi kekeh ingin pergi supaya tak banyak yang berperang memperebutkan dirinya.
Pergilah Dayang Sumbi ke sebuah bukit, beliau ditemani seekor anjing yang juga titisan dewa, Tumang. Dayang sumbi memiliki hobbi menenun kain, bahkan saat mengasingkan diri, dia membawa perlengkapan menenunya ke sana. Suatu hari, ketika sedang asik menenun kain, benangnya jatuh ke menggelinding ke lantai. lantaran rasa malas untuk mengambil benang tersebut, Dayang Sumbi berujar, bahwa jika ada yang mengambilkan benang itu dan membawakan kepadanya maka akan dijadikan suami (jika laki-laki), sedangkan bila perempuan maka akan dijadikan saudaranya. Dana ternyata, si Tumanglah yang mengambilkan benanng yang jatuh dan membawakan benang itu ke Dayang Sumbi. karena Tumang yaitu anjing pria maka Dayang Sumbi harus memegang sumpahnya, sehingga mengakibatkan Tumang sebagai suaminya.
Akhirnya Tumang dan Dayang Sumbi resmi menjadi suami isteri. warta ini pun hingga ke kerajaan, tentu saja Ayahnya Dayang Sumbi sangat murka dan aib. Suatu malam bulan purnama, si Tumang kembali ke wujud aslinya sebagai seorang tuhan berparas ganteng. Dalam mimpi Dayang Sumbi, beliau bercumbu dengan yang kuasa tersebut yang merupakan wujud orisinil dari Tumang si anjing. alhasil, Dayang Sumbi pun hamil dan melahirkan seorang bayi pria yang diberi nama Sangkuriang. Sangkuriang merupakan anak yang besar lengan berkuasa dan tampan.
Suatu hari, Sangkuriang diminta ibunya untuk mencari makanan di hutan, dia memintanya untuk berburu binatang dengan ditemani Tumang. Seharian di dalam hutan, belum ada hewan yang tampak untuk mampu dijadikan mangsa. Hingga ketika Sangkuriang melihat babi yang gemuk, dan ternyata babi itu beliaulah jelamaan Dewi Wayung Hyang. Sangkuriang meminta Tumang untuk mengejar babi tersebut, namun karena si Tumang mengenali bahwa babi tersebut ialah jelmaan dewi dan juga merupakan nenek dari Sangkuriang maka si Tumang tidak menurut. Sangkuriang amat kesal lantaran si Tumang tidak mau menuruti perintahnya, hingga pada kesannya Sangkuriang mengancam Tumang dengan busur panah.
Namun, apa dikata, busur itu terlepas dan sempurna mengenai Tumang, dan seketika saja Tumang tewas. Sangkuriang amat bingung, beliau sedikit ketakutan. Namun karena ia belum mendapat binatang buruan untuk dibawa pulang akibatnya beliau memotong Tumang yang terluka dan tidak bernyawa. Sangkuriang mengambil hati Tumanng untuk diberikan kepada Ibunya, Dayang Sumbi.
Sesampainya di rumah, Sangkuriang menyampaikan hati hasil buruannya kepada Ibunya. Ibunya amat bahagia, karena Sangkuriang dapat memberikan yang beliau perintahkan. Dimasaklah hati hewan buruan Sangkuriang yang tak lain yaitu Hati si Tumang. Kemudian Sangkuriang dan Dayang Sumbi memakan hati tersebut.
Dayang Sumbi bertanya-tanya kepada Sangkuriang kenapa si Tumang tidak bersamana kembali ke rumah. Dan akibatnya Sangkuriang menceritakan apa yang terjadi ketika dia berburu di hutan. Dayang Sumbi yang menyadari bahwa hati yang beliau makan ialah hati suaminya menjadi sangat murka, duka, kemarahannya begitu memuncak. Seketika saja Sangkuriang dipukul olehnya memakai tempurung kelapa dan mengenai kepada Sangkuriang sehingga kepalanya terluka.
Sangkuriang yang ketakutan lantaran ia telah membunuh dan memakan ayahnya pun lari dari rumah. Dayang Sumbi masih sangat kesal dan sedih, beliau hanya menangis meminta maaf kepada tuhan. Hari-hari yang sepi membayang-bayangi Dayang Sumbi yang hanya seorang diri di tepi bukit.
Ia meratapi telah mengusir anaknya pergi dari rumah, hingga jadinya dayang Sumbi berinisiatif untuk mencari anaknya ke dalam hutan. Dayang Sumbi memanggil-manggil Sangkuriang, namun tak ada bunyi jawaban, hanya suara binatang-hewan hutan yang terdengar. Karena penyesalannya, Dayang Sumbi berdoa kepada Sang Hyang Tunggal dan melaksanakan pertapaan agar suatu hari dia mampu dipertemukan dengan anaknya kembali. Dayang Sumbi semenjak insiden itupun ia berjanji hanya akan makan kuliner dari tanaman.
Waktu pun berlalu, Sangkuriang yang melarikan diri itu alhasil kembali untuk mencari ibunya. Sebelumnya, Sangkurang melakukan pertapaan di dalam sebuah goa, dan kemuadian dia dilatih oleh gurunya menjadi sosok pemuda yang ganteng, kuat, dan juga gagah perkasa.
Sementara itu, Dayang Sumbi kembali ke Istana atas undangan Ayahnya. tak sedikit pun yang berubah dari Dayang Sumbi, dia masih anggun jelita bak masih seorang gadis belia. ketika Sangkuriang kembali ke rumahnya dulu di bukit, beliau tak menemukan seorangpun di sana, dan menemukan tengkorang yang mengering yang merupakan pertapa yang telah mati. Namun, Sangkuriang menganggap itu adalah tengkorang Ibunya. Muli dari situ, Sangkuriang yakin bahwa Ibunya telah mati. Sangkuriang amat sedih dan menyesal sebab sudah meninggalkan ibunya seorang diri.
Sampai pada kesudahannya, Sangkuriang memasuki wilayah kerajaan dimana Dayang Sumbi berada. lantaran Sangkuriang merupakan sosok pemuda yang kuat, maka ia dipanggiloleh sang raja untuk menjadi adipati kerajaan. Ketika masuk ke dalam istana, Sangkuriang melihat sesosok perempuan manis jelita, dan beliau pun jatuh cinta. wanita itu tak lain ialah Ibunya sendiri, Dayang Sumbi yang juga Putri Raja.
Dayang Sumbi dikenal juga dengan nama Rarasati dengan demikian, Sangkuriang tak pernah terbesit sedikitpun bahwa itu ialah Ibunya. Lagi pula, tengkorang yang beliau temukan di rumahnya itu dia anggap sebagai tengkorak ibunya. Semakin hari, Sangkuriang semakin jatuh cinta kepada Dayang Sumbi. Hingga pada suatu hari, beliau memberanikan diri untuk melamar Dayang Sumbi kepada Raja di hadapan Dayang Sumbi. Keputusan Raja tergantung pada keputusan Dayang Sumbi. karena Sangkuriang merupakan adipati yang gagah berani dan berjasa bagi kerajaannya, Dayang Sumbi pun risikonya mau mendapat pinangan Dayang Sumbi.
Hari ijab kabul pun telah ditetapkan. Baik Dayang Sumbi maupun Sangkuriang amat bahagia akan hal ini. Pada suatu hari Dayang Sumbi sedag menyisir rambut Sangkuriang, dan didapatinya bekas luka di kepalanya. Dayang Sumbi sangat khawatir dan mendapat firasat bahwa Sangkuriang yaitu anaknya sendiri. Kemudian Dayang Sumbi pun bertanya kepada Sangkuriang mengapa terdapat bekas luka di kepalanya itu. Sangkuringan pun risikonya menceritakan apa yang terjadi padanya.
Dan ternyata firasat Dayang Sumbi benar, dari dongeng Sangkuriang, Dayang Sumbi yakin bahwa Sangkuriang adalah anaknya sendiri. Dayang Sumbi pun meninggalkan Sangkuriang dan memintanya untuk membatalkan rencana akad nikah mereka. Sangkuriang yag kebingungan dengan keputusan Dayang Sumbi yang mendadak pun tidak menerima keputusan yang dibuat oleh Dayang Sumbi. Dayang Sumbi mengatakan yang sejujurnya kepada Sangkuriang, namun Sangkuriang tidak percaya akan apa yang dikatakan oleh Dayang Sumbi. Hal ini karena Sangkuriang sangat yakin bahwa ibunya telah meninggal di rumah tuanya lantaran dia menemukan tengkorak di sana. Sangkuriang tetap bersikeras ingin menikahi Dayang Sumbi.
Sampai pada balasannya, Dayang Sumbi memberikan syarat untuk dilakukan Sangkuriang jika ia ingin menikahinya, Dayang Sumbi memberikan tantangan kepada Sangkuriang untuk menciptakankannya sebuah bendungan yang menutupi seluruh bukit, dan membuat bahterauntuk menyusuri bendungan tersebut dalam satu malam sebelum fajar terbit. Dayang Sumbi yakin Sangkuriang tak dapat melaksanakan apa yang dimintanya, namun Sangkuriang dengan gagah dan lantang menyanggupi apa yang menjadi syarat untuk mampu menikahi Dayang Sumbi. Perasaan Dayang Sumbi menjadi benar-benar takut kalau Sangkuriang mampu melakukannya. beliau pun memikirkan aneka macam Tutorial supaya Sagkuriang gagal dalam challanges ini.
Dengan kekuatan saktinya, Sangkuriang memanggil jin agar dapat membantunya membangun sebuah bendungan yang menutupi bukit dan membuat bahtera. Sangkuriang menebang pohon untuk dijadikan sebuah perahu, sementara para jin membentuk bendungan. Dayang Sumbi yang mengintip apa yang dilakukan oleh Sangkuriang hampir selesai membuat dia amat sangat khawatir. ia berdoa kepada sang hyang tunggal semoga menggagalkan planning Sangkuriang.
Dayang Sumbi memikirkan sebuah Cara agar Sangkuriang kalah, balasannya beliau menaburkan kain-kain putih yang ditenunnya yang menimbukan sinar-sinar seolah-olah sinar fajar dan menciptakan bunyi ayam berkokok palsu. Melihat cahaya dan mendengar ayam berkokok itu jin-jin yang membantu Sangkuriang pun ketakutan dan menghilang. Sementara, Sangkuriang kebingungan dan putus asa karena fajar sudah terbit. Dayang Sumbi pun berujar bahwa Sangkuriang telah gagal memenuhi seruannya, dan meminta Sangkuriang untuk tidak menikahinya. Namun, ketika Sangkuriang menyadari bahwa ayam dan sinar fajar itu ialah palsu. beliau telah ditipu oleh Dayang Sumbi, Sagkuriang menjadi amat murka.
Dengan sangat marah Sangkuriang menendang bahtera yang telah dibuatnya sehingga bahtera itu terbalik . bahtera itu risikonya menjadi Gunung Tangkuban bahtera yang dikelilingi oleh danau yang berasal dari bendungan yang ia buat. Dayang Sumbi berlari dari kejaran Sangkurian dan meminta perlindungan ilahi, sampai pada balasannya dia bersembunyi di dalam sebuah goa dan diyakini berubah menjadi tanaman bunga jaksi. Sementara Sangkuriang pun menghilang tak ada kabar, diyakini beliau masuk ke dalam alam mistik bersama jin-jinnya.
0 Response to "Cerita Rakyat Tangkuban perahu Lengkap"
Post a Comment