Gaya Bahasa dalam Cerpen dan referensi Lengkap
Gaya Bahasa dalam Cerpen dan contoh Lengkap - Gaya bahasa adalah Tutorial bagaimana pengarang mengungkapkan pemikiran atau ilham melalui bahasa-bahasa yang khas di dalam ukiran penanya. Dalam sebuah cerpen, gaya bahasa sangat menarik untuk dipelajari karena gaya bahasa sanggup menjadi ciri khas tersendiri yang menggambarkan kepribadian setiap penulisnya. Dengan kata lain. gaya bahasa adalah bahasa-bahasa indah yang digunakan dalam ukiran pena untuk meningkatkan nilai suatu karangan.
Dalam penggunaannya, gaya bahasa sangatlah majemuk di antaranya adalah gaya yang menurut langsung tidaknya makna yang di sampaikan, struktur kalimat, dan pilihan kata.
Jenis-Jenis Gaya Bahasa
Berdasarkan pribadi tidaknya makna, gaya bahasa dikelompokan menjadi dua gaya bahasa yaitu retorika dan kiasan.
a. Gaya bahasa retorika
Gaya bahasa retorika adalah gaya bahasa yang maknanya disampaikan secara eksklusif dalam kalimat. Berikut ini yaitu macam-macam gaya bahasa retorika.
1. Eufemisme
Eufemisme ialah gaya bahasa yang mengatakan maknanya secara lebih halus agar tidak menyinggung orang lain.
Contoh:
Akibat perbuatannya yang mencoreng nama baik perusahaan, dia diberi sangsi pensiun dini oleh bosnya.
2. Asindenton
Asindenton ialah gaya bahasa yang menghadirkan kata atau frasa yang mempunyai fungsi sama yang sejajar dan tanpa menggunakan konjungsi untuk mengatakan makna.
Contoh:
Dia selalu menerima perbuatan bernafsu, kata pedas juga sering ia dapatkan dari majikannya, nasib pahit lainnya juga beberapa kali ia alami ketika bekerja sebagai TKI.
3. Polisidenton
Polisidenton yaitu gaya bahasa yang penyampaian maknanya menggunakan kata sambung secara berulang.
Contoh:
Kepada bulan-bintang, kepada lautan-samudra, kepada gunung-pegunungan, admin bertanya, tetapi tak satu pun ku temukan tanggapan.
4. Erotesis
Erotesis yaitu gaya bahasa yang berbentuk pertanyaan namun tidak menghendaki balasan karena jawabannya sudah diketahui dan berfungsi sebagai penegas saja.
Contoh:
Bukankah kamu anak laki-laki?
5. Pleonasme
Pleonasme yaitu gaya bahasa seakan-akan tautology yang menggunakan kata kedua yang bahu-membahu telah dijelaskan pada kata pertama.
Silahkan masuk ke dalam, dan naik ke atas.
6. Perifrasis
Perifrasis ialah gaya bahasa yang sama dengan pleonasme tetapi proposinya lebih banyak.
Contoh:
Dengan keadaan yang lemah dan tak berdaya, tidak memiliki kekuatan apapun, tidak bisa berbuat apa-apa, dan tidak mampu bekata apa-apa, dia hanya termangu lelah di kursinya.
7. Prolepsis
Prolepsis yaitu gaya bahasa yang berupa kalimat arti bergotong-royong gres diketahui di kalimat sebelumnya.
Contoh:
Anak itu ditimpa kemalangan yang amat sangat pedih. Pertama beliau harus kehilangan orang tuanya, lalu beliau harus putus sekolah.
8. Aliterasi
Aliterasi adalah gaya bahasa yang berupa perulangan berbunyi konsonan.
Contoh:
Seorang lelaki haruslah orang yang jantan, jujur, dan jenius.
9. Asonansi
Asonansi ialah gaya bahasa yang berupa perulangan berbunyi vokal.
Contoh:
Kura-kura di dalam perahu, akal-akalan tidak tahu mencari tahu di dalam perahu.
10. Anastrof
Anastrof ialah gaya bahasa kalimat yang polanya dibalik dan tidak lazim.
Contoh:
Terlalu kecil gadis itu untuk mengalami nasib malang itu.
11. Apofasis/Preteresio
Gaya bahasa ini digunakan untuk mengatakan unsur kontradiksi atau kontradiksi , seakan-akan seakan-akan menolak tetapi menerima, seolah-olah memuji tetapi mengejek, dan lain-lain.
Contoh:
Sudahlah jangan repot-repot mengeluarkan makanan, kalau sudah keluar begini terpaksa aku habisi akibatnya.
12. Apostrof
Gaya bahasa ini ialah gaya bahasa kebalikan apofasis yang tampak seolah-olah menolak tetapi justru malah menegaskan, seolah-olah mengejek tetapi memuji.
Contoh:
Tulisanmu itu jelek, tetapi sangat mahal harganya bila untuk menulis resep.
13. Kiasmus
Kiasmus yaitu gaya bahasa yang berisi susunan kalimat pengulangan sekaligus pembalikan dari dua kata dalam kalimat yang sama. Gaya bahasa ini terlihat berimbang tetapi dipertentangkan satu sama lain.
Contoh:
Sebenarnya beliau yaitu orang yang amat sangat tabah. tetapi perbuatannya telah membuatnya murka.
14. Elipsis
Elipsis adalah gaya bahasa yang meghilangkan salah satu unsur kalimat di dalam kalimat. Pembacalah yang harus mengisi penghilangan unsur tersebut.
Contoh:
Di dunia ini serba berdampingan ada siang ada …. ada panas ada ….
15. Litotes
Litotes yaitu gaya bahasa yang sifatnya merendakan diri dan tidak sesuai dengan kenyataan yang sebetulnya.
Contoh:
Makanlah makan orang kecil ini!
16. Histeron Proteron
Gaya bahasa ini membalikan suatu hal menjadi nalar yang tidak masuk akal.
Contoh:
Teruslah menyisir rambutmu biar rambut-rambutmu pada rontok dan menjadi botak.
17. Tautologi
Tautologi ialah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berulang-ulang dengan kata yang maknanya sama.
Contoh:
Tak ada angin tak ada topan, kebijaksanaan datang-tiba marah kepada Andi.
18. Silepsis dan Zeugma
Gaya bahasa yang berupa kontruksi rapatan yang terdiri dari kata-kata yang tidak sejenis atau relevan satu sama lain.
Contoh:
Aku sudah mendengar beritanya melalui radio dan televisi.
19. Koreksio Epanotesis
Gaya bahasa yang seolah-olah menyakinkan tetapi mengandung kesalahan.
Contoh:
Sudah tujuh hari ia tidak pulang. Bahka seolah-olahnya lebih dari itu.
20. Hiperbol
Hiperbol ialah gaya bahasa yang sengaja dibuat berlebihan.
Contoh:
Air matanya mengalir dan membanjiri wajahnya.
21. Paradoks
Paradoks yaitu gaya bahasa yang mengandung kontradiksi tetapi mengandung kebenaran.
Contoh:
Sebagai orang yang sukses, saya juga terus mengalami kegagalan.
22. Oksimoton
Oksimoton ialah gaya bahasa seolah-olah paradoks tetapi lebih singkat dan terang dan mengandung kata-kata yang mempunyai arti yang berlawanan.
Contoh: ia yaitu orang pandai yang pelit ilmu.
Gaya bahasa kiasan yaitu gaya bahasa yang mengatakan maknanya secara tidak pribadi. Berikut in ialah macam-macam gaya bahasa kiasan.
1. Persamaan/simile
Simile ialah gaya bahasa kiasan yang membandingkan suatu hal dengan hal yang lain.
Contoh:
Senyumnya seolah-olah bunga mawar yang sedang mekar.
2. Metafora
Metafora ialah gaya bahasa yang membandingkan suatu hal dengan yang lain, tetapi tidak memakai kata pembanding.
Contoh:
Senyumnya yaitu cahaya surga.
3. Alegori
Alegori yaitu gaya bahasa yang megibaratkan atau menyimbolkan suatu hal dengan benda.
Contoh: Kancil menipu buaya. Kancil ialah symbol kecerdikan.
4. Personifikasi
Personifikasi ialah gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati sebagai benda hidup.
Contoh: Angin berlari dengan sangat kencangnya melewati lembah.
5. Alusi
Alusi adalah gaya bahasa yang menampilkan suatu persamaan yang dimiliki oleh suatu hal dengan suatu hal lainnya.
Contoh: Bandung dikenal sebagai Paris Van Java.
6. Eponim
Eponim merupakan gaya bahasa yang memakai nama seseorang sebagai suatu kata sifat. Biasanya nama orang terkenal yang menjadi julukan orang yang memiliki kesamaan khusus.
Contoh: ia sangat jago bermain bola sehingga dijuluki Messinya Indonesia.
7. Epitet
Epitiet ialah gaya bahasa yang berupa phrasa reskriptif yang digunakan untuk mengganti nama seseorang.
Contoh: Dewi malam mulai muncul dari peraduannya.
8. Sinekdoke
Ada dua jenis sinekdok yaitu:
Totum pro parte, gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan untuk menyatakan sebagian.
Contoh: Indonesia memenangkan lomba marathon di ajang Internasional.
Pars pro tato, gaya bahasa yang menyebutkan sebagian untuk keseluruhan.
Contoh: Korban gunung meletus yang meninggal sangatlah banyak.
9. Metonimia
Metonimia yaitu gaya bahasa yang menggunakan nama badan, ciri, gelar dan lain-lain sebagai nama panggilan.
Contoh: Si gendut belum mengerjakan pekerjaan rumahnya.
10. Antomonasia
Antomonasia yaitu gaya bahasa yang memakai gelar resmi dan semacamnya untuk menggantikan nama diri.
Contoh: Sang proklamator mewariskan semangat juangnya kepada putrinya.
11. Hipalase
Hipalase adalah gaya bahasa yang berupa pernyataan yang mengambarkan kata yang bukan makna sebetulnya.
12. Ironi
Ironi ialah gaya bahasa yang berupa sindiran halus.
Contoh: Kamar kebijaksanaan sangat rapih seolah-olah kapal pecah.
13. Satire
Satire ialah gaya bahasa yang juga merupakan sindiran namun lebih bersifat kritik.
Para pejabat sangatlah baik dengan memakan uang rakyatnya.
14. Iniendo
Iniendo ialah gaya bahasa yang juga merupakan sindiran dengan Cara mengecikan kenyataan sesungguhnya.
Contoh: ia memang gadis manis, sayang ia suka berbohong.
15. Antifrasis
Antifrasis yaitu gaya bahasa yang mempunyai makna berbeda dari kata yang diutarakannya.
Contoh: Lihatlah orang yang sangat gemar memberi telah tiba! (Maknanya orang yang pelit sudah tiba)
16. Sarkasame
Sarkasme yaitu gaya bahasa yang penyampaiannya sangat agresif.
Contoh: Dasar kau Bajingan tengik!
0 Response to "Gaya Bahasa dalam Cerpen dan referensi Lengkap"
Post a Comment