-->

Contoh Naskah Drama Sangkuriang

Contoh Naskah Drama Sangkuriang - Sangkuriang ialah salah satu dongeng penting dalam dunia legenda Indonesia, berikut ini naskah dramanya. 

Part 1

Dahulu era , di sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja berjulukan Prabu Sungging Perbangkara, hidup seorang gadis yang elok jelita berjulukan Dayang Sumbi. Dayang Sumbi yaitu anak dari Prabu Sungging Perbangkara. lantaran kecantikannya, Dayang Sumbi banyak mendapat usangran dari para raja dan pangeran dari negeri seberang. Namun Dayang Sumbi tidak mendapat satu pun usangran lantaran tidak ingin terjadi pertumpahan darah di antara para raja dan pangeran tersebut. Ia kemudian meminta izin pada Ayahnya untuk mengasingkan diri ke hutan. Prabu Sungging pun mengizinkannya. Ia berbagi Dayang Sumbi sebuah pondok di pinggir hutan dan alat tenun untuk Dayang Sumbi. Dayang Sumbi pun tinggal di pondok tersebut.

Suatu malam, ketika Dayang Sumbi sibuk menenun kain, ada suatu hal yang mengganggunya.

Dayang Sumbi : Hmm, malam ini nampaknya tidak seolah-olah malam-malam biasanya. admin merasa sangat lelah, padahal kain yang kukerjakan baru tamat setengah. Mungkin admin harus istirahat lebih cepat, tapi akan kukerjakan dulu tenunan ini semampuku.

(Dayang Sumbi menenun sambil terkantuk-kantuk. Tiba-tiba sebuah gulungan benang terjatuh dan menggelinding ke luar pondok)

Dayang Sumbi: Aduh gulungan benangku! Kenapa harus menggelinding ke luar di dikala yang tidak tepat begini sih. Benang itu pasti sudah menggelinding jauh ke bawah.

(Dayang Sumbi terdiamk ke luar pintu untuk memastikan dugaannya)

Dayang Sumbi: Benar, tidak ada di depan rumah. pasti sudah jauh di bawah. Bagaimana ini ya? kami ingin mengambilnya, tapi saya sangat lelah. saya juga takut keluar malam-malam begini.

Dayang Sumbi yang terlihat lemas kemudian duduk di dipan dekat alat tenunnya. Tanpa disadari ia bergumam dan mengucapkan sumpah.

Dayang Sumbi: admin sangat membutuhkan benang itu. Siapapun yang mengambilkan dan mengatakan benang itu padaku, apabila perempuan akan saya Jadikan saudara, apabila laki-laki akan admin Jadikan suami.

Tak usang sesudah Dayang Sumbi mengucapkan sumpahnya, muncul seekor anjing, Anjing itu membawa gulungan benang milik Dayang Sumbi.

Dayang Sumbi: Wah, ini kan benangku. Terima kasih anjing yang baik.

(Dayang Sumbi kemudian teringat sumpahnya)

Dayang Sumbi: Ah, admin telah bersumpah, Kaprikornus meskipun kau seekor anjing, saya akan menepati sumpahku.

(Dayang Sumbi memperhatikan anjing itu baik-baik)

Dayang Sumbi: Err... lantaran kau laki-laki maka saya akan mengangkatmu menjadi suamiku.

Tiba-tiba muncul keajaiban. Anjing tersebut berubah menjadi seorang pria ganteng. Dayang Sumbi yang menyaksikan kejadian tersebut sambil terheran-heran.

Dayang Sumbi: Ka..ka..kamu siapa? Kenapa kau mampu muncul dari wujud seekor anjing?

Pria ganteng: Maafkan saya yang mengejutkanmu rentan putri. admin yaitu titisan ilahi. karena malam ini ialah malam purnama, admin sanggup berubah ke wujud asliku.

Dayang Sumbi dan laki-laki ganteng jelmaan seekor anjing tersebut kemudian memadu kasih. Dayang Sumbi memanggil kekasihnya dengan nama Tumang. Mereka hidup bersama tanpa diketahui oleh siapa pun, termasuk Prabu Sungging Perbangkara. Dari hubungan mereka berdua, lahirlah seorang anak yang diberi nama Sangkuriang.

Part 2

Sangkuriang tumbuh menjadi anak laki-laki ganteng yang rajin dan lincah. Setiap hari ia selalu membantu ibunya dengan berburu rusa, ikan, dan hewan lainnya untuk dimakan. Ia selalu ditemani oleh si Tumang yang berwujud seekor anjing dikala berburu. Sangkuriang tidak mengetahui jikalaulau Tumang yaitu ayahnya.

Suatu hari Sangkuriang dan Tumang pergi berburu rusa. Sangkuriang ingin sekali mengatakan hati rusa yang nikmat kepada ibunya. Ia dan Tumang berburu seharian, tetapi tidak satu pun rusa yang mampu ia tangkap hari ini.

(Sangkuriang berhenti berlari dan nafasnya tersengal-sengal kelelahan)

Sangkuriang: Sudah dari pagi hingga siang kita berburu, tapi tidak ada satu pun rusa yang sanggup kita tangkap. 

(Sangkuriang melirik Tumang yang terlihat kelelahan)

Sangkuriang: Kelihatannya kau sudah capek ya, Tumang. kau sudah banyak berlari hari ini. saya juga sudah lelah. Yuk kita pulang.

Tiba-tiba di tengah perjalanan pulang, Sangkuriang melihat seekor rusa. Ia berusaha memburunya.

(Sangkuriang melepaskan anak panah)

Sangkuriang: Ah, kena. pasti mampu tertangkap bilalau dikejar. Ayo Tumang, kejar rusa itu.

(Tumang kelelahan. Ia tak mengejar rusa itu)

Sangkuriang: Tumang! Kenapa kau membisu saja?! Cepat kejar rusa itu semoga kita sanggup makan malam ini!

(Tumang hanya bergeming, diam tak bergerak)

Sangkuriang: Tumang! bilalaulau kau tak mengejar rusa itu, saya akan memanahmu.

Sangkuriang menakut-nakuti Tumang dengan panahnya biar Tumang mau mengejar rusa. Namun lantaran Sangkuriang sudah lelah, tak sengaja tangan yang menahan anak panahnya terlepas dan anak panah itu mengenai Tumang. Tumang pun tewas.

Sangkuriang: Aduh, admin tidak berniat membunuhnya, tapi malah begini Kaprikornusnya.

(Sangkuriang sedikit panik, namun ia berusaha hening dan mengambil keputusan terbaik menurutnya)

Sangkuriang: Hmm, saya tidak berhasil berburu rusa hari ini, Kaprikornus admin akan pulang dengan tangan hampa. Tapi  ada Tumang yang tak sengaja terkena panahku. kami pikir, daripada kami dan ibu tidak makan hari ini, admin bawa saja daging Tumang. Hati Tumang juga akan kuberikan pada ibu.

Sangkuriang pun membawa daging Tumang ke rumahnya.

Part 3

Sangkuriang hingga di rumah dan mengalahkan daging dan hati si Tumang kepada ibunya. Dayang Sumbi tidak menyadari jika hasil buruan yang diserahkan anaknya yaitu si Tumang.

Sangkuriang: Ibu, ini kami bawa hasil buruan hari ini. saya sudah memotong-motong dagingnya. Ini juga ada hati kesukaan ibu.

Dayang Sumbi: Wah, anak pandai. Kita akan makan yummy malam ini. oke, Ibu akan memasak.

Sangkuriang: Iya Bu. saya akan menunggu makanan ibu yang lezat.

Setelah memasak, Dayang Sumbi menyantap makanannya dengan Sangkuriang. Sambil menyantap kuliner yang disajikan, Dayang Sumbi bertanya pada Sangkuriang ihwal perburuan hari ini.

Dayang Sumbi: Nak, bagaimana perburuanmu tadi? Menyenangkan?

Sangkuriang: Tidak menyenangkan seolah-olah biasanya, Bu. Perburuan hari ini sulit. admin berburu rusa dari pagi tapi sangat sulit menangkap rusa-rusa itu. kami hingga sangat kelelahan.

Dayang Sumbi: Tapi lantarannya kau mendapat rusa juga kan. kau juga bahkan mengatakan hati rusa kesukaan Ibu. Tapi rasanya sedikit berbeda ya.

(Sangkuriang tidak menanggapi sambil terus makan)

Advertisement
Dayang Sumbi: kemudian ke mana Tumang? Biasanya pada ketika makan malam dia masuk ke dalam rumah. Terakhir ia berburu denganmu kan Nak?

Sangkuriang : Err... bahu-membahu kami tidak menerima seekor rusa pun hari ini, Bu. saya dan Tumang gagal mengejar rusa untuk kita makan. dikala mengejar rusa, admin tak sengaja memanah Tumang. kemudian saya pikir tidak ada salahnya mengganti daging rusa dengan daging si Tumang supaya kita sanggup makan hari ini. Toh ia juga sudah mati.

(Dayang Sumbi kaget mendengar perkataan Sangkuriang)

Dayang Sumbi: Apa kau bilang?! Ja.. Makara yang kita makan ini Tumang?! Dasar anak durhaka! Tumang itu Ayahmu!

(Dayang Sumbi mengambil centong kayu dan memukul pelipis kanan Sangkuriang keras-keras)

Sangkuriang: Aaah sakit Bu!

(Dayang Sumbi menangis dan memukul Sangkuriang lagi di pelipis kirinya dan Sangkuriang jatuh tersungkur)

Dayang Sumbi: kau anak durhaka. kau membunuh Ayahmu sendiri. Pergi kau dari sini!

Dengan kepala yang terluka dan rasa pusing yang teramat sangat, Sangkuriang pergi dari rumahnya menuju hutan yang gelap di malam gulita. Ia pergi sambil terus menangis. Dayang Sumbi melihatnya sambil menangis. Ia murung melihat anaknya pergi, namun rasa kecewa  menahan dirinya untuk menghentikan Sangkuriang.

Setelah amarahnya reda, Dayang Sumbi memohon suatu hal pada ilahita.

Dayang Sumbi: Wahai dewa yang Agung, hamba telah membuat anak hamba meninggalkan hamba dan hamba tak tahu kapan ia akan kembali. Untuk itu hamba mohon supaya rupa hamba tidak berubah hingga hamba bertemu dengan anak hamba sehingga ia sanggup mengenali hamba.

Part 4

Beberapa tahun berlalu. Permohonan Dayang Sumbi dikabulkan oleh ilahita. Walau tahun-tahun sudah berganti, rupa Dayang Sumbi tetap cantik, sama persis seakan-akan dikala ia mengajukan permohonan dulu. Selama itu pula Dayang Sumbi hidup sebatang kara dan hidup dari menenun.

Suatu hari, seorang perjaka berparas ganteng tiba ke rumah Dayang Sumbi. Ia terlihat lelah.

Pemuda ganteng : Jauh juga hutan ini. kami sampai kelelahan menelusurinya. Perbekalanku juga sudah habis. Eh, ada sebuah pondok kecil. Mungkin admin sanggup beristirahat sejenak di situ.

(Pemuda ganteng menghampiri rumah Dayang Sumbi)

Pemuda ganteng: Permisi, apa ada orang di sini? admin seorang pengembara meminta izin untuk beristirahat sebentar di . . . .

(Dayang Sumbi keluar rumah. cowok ganteng tertegun melihat kecantikannya)

Dayang Sumbi: Ah, iya, kami pemilik pondok ini. jikalau rentan pengembara ingin melepas lelah sejenak, rentan boleh singgah sejenak. Silahkan duduk.

(Dayang Sumbi dan perjaka tampan duduk di serambi rumah Dayang Sumbi)

Pemuda ganteng: Terima kasih atas kebaikan nona. Sebelumnya perkenalkan, namaku Jaka. saya sedang mengembara untuk mencari asal-usulku.

Dayang Sumbi: Namaku Dayang Sumbi. Wah, basi tanahn Jaka mengembara sampai ke hutan ini. Apakah dulu keluarga basi tanahn tinggal di sekitar hutan ini?

Jaka : admin tidak ingat tentang keluargaku. kami bahkan tidak ingat namaku sendiri ketika ditemukan oleh guruku, Ki Ageng. Ki Ageng yang memberiku nama. Ia juga mengajariku banyak sekali macam ilmu. sampai pada suatu hari, ada perasaan yang mendorongku untuk  mencari asal-usulku. kemudian Ki Ageng mengatakan padaku untuk melaksanakan perjalanan ke hutan ini semoga kami menemukan asal usulku. 

Dayang Sumbi: Semoga bau tanahn Jaka dapat menemukan asal usul basi tanahn. admin bahagia sanggup membantu dengan mengatakan tempat istirahat bagi rentan.

Jaka : Sekali lagi terima kasih nona. ketika ini perbekalanku juga sudah habis. admin mungkin akan bermalam beberapa hari sambil berburu untuk mengisi perbekalanku. admin juga akan membantu pekerjaan sehari-hari nona dan mengatakan hewan buruan untuk membalas budi nona. 

Dayang Sumbi: Oh, ya, rentan sanggup menginap di rumahku ini. Kebetulan ada satu kamar kosong. Itu adalah kamar anak saya, tetapi sudah usang ia tidak pulang. tuan sanggup memakainya.

Jaka : Ah iya, terima kasih atas tumpangannya, nona Dayang Sumbi.

Sejak hari itu, Dayang Sumbi dan Jaka sering bertegur dan melaksanakan aktivitas bersama. Rasa percaya dan perasaan erat di antara keduanya mengakibatkan benih-benih cinta. Jaka pun menetap lebih usang.

Part 5

Suatu siang, sesudah Jaka tanggapan berburu, ia dan Dayang Sumbi berbincang-bincang di serambi rumah. 

Dayang Sumbi: Bagaimana perburuan hari ini? Kau sanggup banyak buruan?

Jaka : Cukup banyak. kami bahkan menerima seekor rusa besar. Sedang kuasapi dagingnya kini biar sanggup kita simpan untuk persediaan beberapa hari. Kau tahu? Rusa itu begitu lincah, admin hingga kewalahan menangkapnya. Lihat saja rambutku yang acak-acakan ini. kami harus bergumul dengannya dulu sampai ia menyerah.

Dayang Sumbi: Hahaha, seakan-akan seru sekali perburuanmu kali ini. Sini, kami rapihkan rambutmu.

(Jaka tidur di pangkuan Dayang Sumbi. Dayang Sumbi mengambil sisir dan merapikan rambut Jaka)

Saat merapikan rambut Jaka, Dayang Sumbi melihat bekas luka di pelipis kanan Jaka. Ia pikir itu mungkin hanya luka biasa. Namun alangkah terkejutnya Dayang Sumbi ketika menyisir serpihan kiri rambut Jaka. Ia melihat luka yang hampir sama di situ. Dayang Sumbi tertegun. Luka itu pasti bukan luka biasa. Ia kemudian teringat dengan Sangkuriang anaknya. Ya, luka itu tak salah lagi pasti milik Sangkuriang. Dayang Sumbi pun tersadar bahwa Jaka tolong-menolong yaitu anaknya yang telah usang menghilang, Sangkuriang.

Jaka/ Sangkuriang: Kenapa kau berhenti? Rambutku sudah rapih? Kau memang baik. Selain itu kau begitu elok dan lembut. Dayang Sumbi, sudah lama kami menyukaimu. saya pun tahu jika kau menyukaiku. Oleh lantaran itu, saya mempunyai satu niat. saya ingin menikah denganmu.

(Dayang Sumbi yang belum pulih dari rasa terkejut akibat mengetahui bahwa Jaka yaitu anaknya, kembali terkejut mendengar perkataan Jaka)

Dayang Sumbi: Ah, eh, apa kau bilang? Ingin menikahiku? Err... sebentar dulu Jaka. admin gres menyadari sesuatu.

(Jaka/Sangkuriang bangkit dari tidurnya dan menghadap Dayang Sumbi).

Jaka/ Sangkuriang: Ada apa? Apakah perkataanku absurd? Ya, admin serius ingin menikahimu.

Dayang Sumbi: Tungu dulu Jaka. Begini, dulu admin pernah bertengkar dengan anakku. kami memukulnya dengan centong kayu. kami memukul tepat di kedua pelipisnya. Dan dikala admin menyisir rambutmu tadi, kami gres menyadari jikalau kau mempunyai bekas luka yang sama di kedua pelipismu. saya yakin bila kau ialah anakku, Sangkuriang. lantaran kau anakku, kau tidak mampu menikahiku.

Jaka/ Sangkuriang: Apa? saya anakmu? Kau pasti bercanda. bila kau ibuku, kau pasti sudah menjadi sorang wanita bau tanah. Namun kau seumuran denganku. Bahkan kau terlihat lebih muda. Kau hanya mencari alasan untuk menolak lamaranku kan?

Dayang Sumbi: Benar. kami tidak bohong. Lihat saja bekas luka di kedua pelipismu.

Jaka/ Sangkuriang: saya tidak percaya. Semua orang sanggup memiliki bekas luka seolah-olah ini.

(Dayang Sumbi berpikir untuk menghindari akad nikah dengan anaknya. Ia lalu mempunyai sebuah pandangan baru)

Dayang Sumbi: sepakat jika kau tetap bersikeras mau menikahiku. admin mempunyai dua syarat untukmu. Pertama, buatkan sebuah danau dan sebuah perahu sebagai hadiah ijab kabul kita. Kedua, kau harus merampungkan danau dan bahtera tersebut sebelum fajar esok hari.

Jaka/Sangkuriang: membuat danau dan perahu dalam waktu semalam untukmu? Apa pun syaratnya akan ku kerjakan. setuju, saya pergi dulu kini untuk memenuhi syaratmu.

Dayang Sumbi terkejut dengan tindakan Jaka/Sangkuriang yang menyanggupi tantangannya. Ia hingga tak sanggup berkata-kata dan melihat Jaka/Sangkuriang pergi sambil melongo.

Part 6

Jaka/Sangkuriang berhenti dan bertapa di pinggir Sungai Citarum. Dengan ilmu dan kesaktiannya yang iajarkan oleh Ki Ageng, ia sanggup berkomunikasi dengan para jin. Ia meminta donasi para jin untuk membendung Sungai Citarum sehingga membentuk suatu danau dan membuat sebuah kapal yang megah.

Jaka/Sangkuriang: Wahai para jin, kami bertapa ingin meminta bantuan padamu

Pemimpin jin: Apa yang mau kau minta pada kami anak muda?

Jaka/Sangkuriang: admin ingin meminta kontribusi untuk membuat sebuah danau dan sebuah kapal yang megah dalam satu malam.

Pemimpin jin: Hanya itu? Hahahaha, usul yang tidak sulit. oke saya akan menyuruh anak buahku membantumu. Tapi anak buahku hanya membantumu hingga batas terperinci di langit. Ketika langit mulai jelas dan fajar mulai naik, anak buahku akan langsung pergi.

Jaka/Sangkuriang: Ya,tidak apa. Terima kasih atas kontribusimu.

Jin-jin yang dimintai donasi Jaka/Sangkuriang bekerja dengan cepat. Dalam sekejap saja mereka sudah menyusun dinding-dinding untuk membendung Sungai Citarum. Dayang Sumbi yang melihat dari kejauhan mulai khawatir. Ia kemudian memikirkan Tutorial untuk menggagalkan pekerjaan Jaka/Sangkuriang.

Dayang Sumbi: Alangkah saktinya ia. bila begini ia sanggup memenuhi syarat yang kuajukan dengan Mudah. saya harus menggagalkannya, tapi dengan apa ya?

(Dayang Sumbi melihat kain boeh rangrang hasil tenunannya. Kain itu berwarna putih dan berkilau, persis seakan-akan matahari terbit.)

Dayang Sumbi: Ah, ya, admin akan mengelabui ia dengan kain itu. saya akan membuat solah-olah fajar telah terbit. Kebetulan kami mempunyai kain tenunan itu dalam jumlah banyak. kami akan meminta kontribusi penduduk desa untuk menebarkannya.

Dayang Sumbi kemudian pergi menuju desa di pinggir hutan. Ia meminta kontribusi para penduduk untuk menebarkan kain. Penduduk yang sudah lama mengenal Dayang Sumbi bersedia membantunya.

Part 7

Pekerjaan Jaka/Sangkuriang sudah hampir jawaban. Bendungan danau hampir rampung. Kapal sedikit lagi simpulan. Namu, dikala tiang pancang kapal akan dipasang, jin-jin yang membantu Jaka/Sangkuriang menghilang.

Jaka/Sangkuriang: Hah?! Kenapa jin-jin itu menghilang? Sedikit lagi perahu itu tamat. admin juga yakin kini belum waktunya fajar. admin sudah menghitungnya.

(Jaka/Sangkuriang melihat ke arah timur. Dari kejauhan ia melihat kaki langit yang berwarna putih dan bersinar)

Jaka/Sangkuriang: Itu..? Benarkah itu fajar? mustahil. saya sudah memperhitungkan waktunya. kini seharusnya fajar belum tiba.

Tak berapa usang, sinar di timur menghilang. Langit kembali menjadi gelap. Jaka/Sangkuriang yang menyadarinya menjadi geram.

Jaka/Sangkuriang: Argh! Ya, sudah kuduga jikalau itu hanya tipuan. wanita itu menipuku. Argh!

(Jaka/Sangkuriang menendang perahu besar yang hampir tamat. perahu besar tersebut jatuh tertangkub.)

Jaka/Sangkuriang: admin harus mengejar dan menemuinya.

Jaka/Sangkuriang dengan cepart berlari menuju pondok Dayang Sumbi. Sementara itu, Dayang Sumbi yang melihat Jaka/Sangkuriang mengejarnya dari kejauhan lari, Ia lari menuju Gunung Putri

Dayang Sumbi: saya harus lari untuk menghindari amarah Sangkuriang. ilahita tolong lindungi hamba dan supayakan Sangkuriang tidak sanggup menemui hamba.

(Dayang Sumbi yang tiba di Gunung Putri seketika berkembang menjadi menjadi setangkai bunga, yaitu Bunga Jaksi)

Jaka/Sangkuriang: Di mana ia?! kami tadi melihatnya lari menuju daerah ini?! Argh.

Jaka/Sangkuriang terus berlari mencari Dayang Sumbi hingga ia hingga di kawasan yang berjulukan Ujung Berung dan menghilang ke alam mistik.

Itulah dongeng ihwal legenda tangkuban perahu. kisah perihal ibu dan anak yang terlibat konflik dan kekerabatan terlarang. Sang Ibu, Dayang Sumbi, berkembang menjadi setangkai bunga, dan sang anak, Sangkuriang, hilang tertelan ke alam mistik. perahu yang jatuh tertangkub akhir ditendang oleh Sangkuriang pun berubah menjadi sebuah gunung yang kini dikenal sebagai Gunung Tangkuban bahtera. 

0 Response to "Contoh Naskah Drama Sangkuriang"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel