Pengertian, Perbedaan Puisi usang & Puisi baru, Serta rujukan
Pengertian, Perbedaan Puisi Lama & Puisi gres, Serta pola - Puisi merupakan salah satu hasil karya sastra berupa gesekan pena yang di dalamnya ilhamntik dengan kata-kata indah pada setiap susunan baris atau baitnya. Dengan media berupa tabrakan pena seolah-olah ini manusia sanggup menggunakan pandangan gres-ide terbaiknya untuk dituangkan dalam sebuah karya sastra. Dalam penulisan isi puisi tersebut biasanya penyair mengungkapkan curahan hati, menyampaikan kesan senang akan suatu bencana tragedi, ucapan terimakasih dengan seseorang, dan sebagainya. Seiring dengan perkembangan zaman dan perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat, maka puisi juga mengalami perubahan salah satunya yaitu dalam tata Tutorial penulisan. Sehingga puisi juga terbagi menjadi dua jenis, yaitu puisi lama dan puisi gres. Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian, perbedaan, serta beberapa pola mengenai puisi lama dan puisi gres.
Puisi lama dialah suatu sastra yang masih sangat terikat akan syarat-syarat yang diberlakukan dan masih menggunakan beberapa metode atau hukum dengan susunan bahasa tertentu dalam penulisannya. Puisi lama juga terdiri dari aneka macam macam jenis diantaranya yaitu pantun, gurindam, syair, bidal, karmina, dan mantra. Biasanya puisi lama ini tidak diketahui dengan terang siapa nama pengarangnya, alasannya beliaulah puisi ini dari warisan yang bersifat turun-temurun. Jadi cukup sulit dalam memilih siapa penulis puisi tersebut.
Puisi gres merupakan suatu karya tulis yang sudah dipengaruhi oleh beberapa jenis puisi yang berasal dari barat. Sehingga puisi ini susunannya bebas dan sangat beda dengan puisi lama yang selalu terikat dengan syarat-syarat penulisan keberlakuannya. Puisi gres ini tidak terikat akan unsur-unsur yang membangunnya, sehingga tidak ada batasan tertentu dalam menentukan baris, bait, irama, maupun rima pada proses penulisannya.
Puisi lama sangat terikat dengan unsur-unsur yang ada seolah-olah irama, jumlah baris, pemilihan kata, dan sebagainya. Sehingga puisi lama ini juga memiliki makna yang sangat padat dan tidak terbebaskan dari ketentuan-ketentuan dalam penyusunannya. Puisi ini merupakan karya sastra yang berisikan tentang pesan tersirat-nasihat dan kerakyatan, sehingga sulit untuk dikenal siapa yang telah mengarangnya. Sastra ini termasuk dalam sastra verbal karena penyampaiannya dari ekspresi ke ekspresi mengenai sebuah kisah masyarakat sehingga tersebar dari satu ke yang lain.
Sedangkan puisi gres sangat tidak terikat dengan hukum rima, irama, baris, dan bait dalam penulisannya. Puisi ini biasanya berisikan mengenai ungkapan perasaan sesesorang sehingga sanggup dengan Praktis untuk dikenal siapa penulisnya dan puisi gres disampaikan dengan ekspresi maupun juga tabrakan pena. Irama yang digunakan sungguh cukup dinamis dengan mengikuti pola pikiran dan perasaan penyair hingga menimbulkan kesan imajinatif yang selaras. Di bawah ini akan diberikan beberapa pola mengenai puisi gres dan puisi lama.
Hati Yang Tak Terpaut Dengan-NyA
Duniaku kelam ketika malam tiba dengan pandang gelap
Tiada lagi kenal akan panutan yang lurus sang pencipta
Ada tutunan agama tapi masih terasa terlena
Jelas dengan adanya pedoman yang sanggup menentramkan
Sungguh tiada lagi keutuhan senang
Lembar-lembar pacuan hidup itu kini penuh dengan debu
Tiada lagi tersentuh lembut dengan kedua tanganmu
Usang akan kotoran yang melekat dimushaf-mushaf itu
Sholat sebagai pendiri agama tidak sekokoh kau dirikan
Tiada mengenali panutan hidup Makara patokan
Keadaan kejam telah membutakan mata hati
Segala seruan tak akan pernah terdengarkan lagi
Sombong itulah sifat terbaik yang kau miliki
Iri hati tersemai dalam hati sanubari yang suci terasuki
Ngerumpi telah menjadi kebiasaan dilakukan sehari-hari
Jiwa kaku tanpa adanya siraman sesejuk rohani
Engkau tak sadarkah?
Usia telah semakin menua dijemput sang senja
Tiupan dahsyat siap dilontarkan oleh sangkakala
Akankah terbiarkan ragamu terkoyak dengan dakjal yang luar binasa?
Atau engkau akan kembali ke jalan lurus bersama taubatan nasuha
Sebelum benar-benar malaikat mencabut nyawa
Advertisement
Cinta Bersemi
Saat kau tiba tepat ketikaku sendirian
Melalui hari bersama langkah gapai pendidikan
Sang raja terpaut akan pesona pemaisuri tak bertahta
Bukan dengan kereta kencana melainkan tiba dengan cinta
Hari berganti hari senyap namun tanpa sepi
Warna-warni kupu-kupu indah di tengah taman
Ia berhinggap sempurna pada peraduan bunga-bunga bermekaran
Sangat bahagia suasana hati yang terselimuti
Dinda? Ya dengan sebutan dinda kau memanggilnya
Tiada Tutorial sederhana untuk memperlakukan kau atas dasar cinta
Engkau tahukan yang saya punya hanya cinta?
Iya kami hanya mempunyai cinta
Cinta yang bersama-sama
Bukan cinta permainan
Tapi cinta akan penerimaan lapang dada mendapat adanya
Tertatap cantik langit biru di awan cerah
Sungguh ini dialah sebuah nikmat anugrah
Ya Rabb jangan kau biarkan hati berlabuh
Jika itu hanya cinta buatan apa lagi gurauan
Sungguh hati ini hanya ingin terpaut dengan yang beriman
Bukan yang ganteng apa lagi akan harta bergelimangan
Tapi atas dasar berpengaruh pada ajaran
Agar kelak menjadi keluarga idaman
Sajak kisah Lama
Pada waktu itu saya duduk termangu
Menatap suasana hari di awan tampak mendung
Hati menggebu-gebu ingin bertemu dengan yang berkerudung
Sungguh indah nampak mahkota dengan tudung
Saatku buka mata lentera terlihat
Keadaan menguak jiwa yang jahat
Pujangga tiba saya terselamat
Bahagia terselimuti tidak ingin tamat
Senyum tersipu tanda engkau bersahaja
Teduhkan pandangan menundukkan kebahagiaan
Kedipkan mata menggoyahkan insan bercinta
Alangkah indah rasa yang telah tercurahkan
Sungguh kebahagiaan tiba bersama sang surya
Menggugah bunga-bunga yang layu di taman
Engkau tiba beralaskan cinta semata
Terpaut hati dengan balutan penuh keimanan
Pengertian Puisi Lama
Puisi lama dialah suatu sastra yang masih sangat terikat akan syarat-syarat yang diberlakukan dan masih menggunakan beberapa metode atau hukum dengan susunan bahasa tertentu dalam penulisannya. Puisi lama juga terdiri dari aneka macam macam jenis diantaranya yaitu pantun, gurindam, syair, bidal, karmina, dan mantra. Biasanya puisi lama ini tidak diketahui dengan terang siapa nama pengarangnya, alasannya beliaulah puisi ini dari warisan yang bersifat turun-temurun. Jadi cukup sulit dalam memilih siapa penulis puisi tersebut.
Pengertian Puisi baru
Puisi gres merupakan suatu karya tulis yang sudah dipengaruhi oleh beberapa jenis puisi yang berasal dari barat. Sehingga puisi ini susunannya bebas dan sangat beda dengan puisi lama yang selalu terikat dengan syarat-syarat penulisan keberlakuannya. Puisi gres ini tidak terikat akan unsur-unsur yang membangunnya, sehingga tidak ada batasan tertentu dalam menentukan baris, bait, irama, maupun rima pada proses penulisannya.
Perbedaan Puisi Lama dan Puisi baru
Puisi lama sangat terikat dengan unsur-unsur yang ada seolah-olah irama, jumlah baris, pemilihan kata, dan sebagainya. Sehingga puisi lama ini juga memiliki makna yang sangat padat dan tidak terbebaskan dari ketentuan-ketentuan dalam penyusunannya. Puisi ini merupakan karya sastra yang berisikan tentang pesan tersirat-nasihat dan kerakyatan, sehingga sulit untuk dikenal siapa yang telah mengarangnya. Sastra ini termasuk dalam sastra verbal karena penyampaiannya dari ekspresi ke ekspresi mengenai sebuah kisah masyarakat sehingga tersebar dari satu ke yang lain.
Sedangkan puisi gres sangat tidak terikat dengan hukum rima, irama, baris, dan bait dalam penulisannya. Puisi ini biasanya berisikan mengenai ungkapan perasaan sesesorang sehingga sanggup dengan Praktis untuk dikenal siapa penulisnya dan puisi gres disampaikan dengan ekspresi maupun juga tabrakan pena. Irama yang digunakan sungguh cukup dinamis dengan mengikuti pola pikiran dan perasaan penyair hingga menimbulkan kesan imajinatif yang selaras. Di bawah ini akan diberikan beberapa pola mengenai puisi gres dan puisi lama.
Contoh puisi gres
Hati Yang Tak Terpaut Dengan-NyA
Duniaku kelam ketika malam tiba dengan pandang gelap
Tiada lagi kenal akan panutan yang lurus sang pencipta
Ada tutunan agama tapi masih terasa terlena
Jelas dengan adanya pedoman yang sanggup menentramkan
Sungguh tiada lagi keutuhan senang
Lembar-lembar pacuan hidup itu kini penuh dengan debu
Tiada lagi tersentuh lembut dengan kedua tanganmu
Usang akan kotoran yang melekat dimushaf-mushaf itu
Sholat sebagai pendiri agama tidak sekokoh kau dirikan
Tiada mengenali panutan hidup Makara patokan
Keadaan kejam telah membutakan mata hati
Segala seruan tak akan pernah terdengarkan lagi
Sombong itulah sifat terbaik yang kau miliki
Iri hati tersemai dalam hati sanubari yang suci terasuki
Ngerumpi telah menjadi kebiasaan dilakukan sehari-hari
Jiwa kaku tanpa adanya siraman sesejuk rohani
Engkau tak sadarkah?
Usia telah semakin menua dijemput sang senja
Tiupan dahsyat siap dilontarkan oleh sangkakala
Akankah terbiarkan ragamu terkoyak dengan dakjal yang luar binasa?
Atau engkau akan kembali ke jalan lurus bersama taubatan nasuha
Sebelum benar-benar malaikat mencabut nyawa
Cinta Bersemi
Saat kau tiba tepat ketikaku sendirian
Melalui hari bersama langkah gapai pendidikan
Sang raja terpaut akan pesona pemaisuri tak bertahta
Bukan dengan kereta kencana melainkan tiba dengan cinta
Hari berganti hari senyap namun tanpa sepi
Warna-warni kupu-kupu indah di tengah taman
Ia berhinggap sempurna pada peraduan bunga-bunga bermekaran
Sangat bahagia suasana hati yang terselimuti
Dinda? Ya dengan sebutan dinda kau memanggilnya
Tiada Tutorial sederhana untuk memperlakukan kau atas dasar cinta
Engkau tahukan yang saya punya hanya cinta?
Iya kami hanya mempunyai cinta
Cinta yang bersama-sama
Bukan cinta permainan
Tapi cinta akan penerimaan lapang dada mendapat adanya
Tertatap cantik langit biru di awan cerah
Sungguh ini dialah sebuah nikmat anugrah
Ya Rabb jangan kau biarkan hati berlabuh
Jika itu hanya cinta buatan apa lagi gurauan
Sungguh hati ini hanya ingin terpaut dengan yang beriman
Bukan yang ganteng apa lagi akan harta bergelimangan
Tapi atas dasar berpengaruh pada ajaran
Agar kelak menjadi keluarga idaman
Contoh puisi lama
Sajak kisah Lama
Pada waktu itu saya duduk termangu
Menatap suasana hari di awan tampak mendung
Hati menggebu-gebu ingin bertemu dengan yang berkerudung
Sungguh indah nampak mahkota dengan tudung
Saatku buka mata lentera terlihat
Keadaan menguak jiwa yang jahat
Pujangga tiba saya terselamat
Bahagia terselimuti tidak ingin tamat
Senyum tersipu tanda engkau bersahaja
Teduhkan pandangan menundukkan kebahagiaan
Kedipkan mata menggoyahkan insan bercinta
Alangkah indah rasa yang telah tercurahkan
Sungguh kebahagiaan tiba bersama sang surya
Menggugah bunga-bunga yang layu di taman
Engkau tiba beralaskan cinta semata
Terpaut hati dengan balutan penuh keimanan
0 Response to "Pengertian, Perbedaan Puisi usang & Puisi baru, Serta rujukan"
Post a Comment