-->

Pidato Bahasa Indonesia wacana Pendidikan watak (Terbaru)

Pidato Bahasa Indonesia tentang Pendidikan akhlak - Pentingnya pendidikan etika, akan dikupas habis dalam pidato ini. Yuk disimak..

Assalamulaikum wr wb..

Kepada bpk Kepala Sekolah yang saya hormati..

Kepada dewan guru yang saya hormati..

dan wali murid yang kami banggakan..

Bapak-bapak dan ibu-ibu..

Indonesia adalah sebuah negara yang populer akan akhlak yang baik. Sebutan bangsa yang santun sangat lekat di mata dunia. 

Saya pernah mengobrol dengan seorang ajaib asal Prancis yang mengatakan bahwa di Indonesia, penduduknya begitu ramah. ia mencontohkan kalau di Prancis, ia tidak akan diberitahu apabila bertanya tentang jalan atau alamat suatu kawasan. Tetapi di Indonesia, ia menambahkan, ada banyak orang yang siap meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan ihwal alamat secara detail, bahkan ketika orang-orang Indonesia tersebut sedang sibuk. Orang Indonesia memiliki perilaku yang baik, begitu ia berkata.

Moral yang baik memang menjadi ilustrasi bangsa Indonesia di mata dunia. Kita dikenal sebagai umat gemar senyum dan menegur. Bukan hanya bule tadi yang memberikan testimonialnya, tetapi sudah ada aneka macam orang asing dan orang kita sendiri, yang telah menerangkan hal itu. 

Tetapi hati-hati bapak-bapak dan ibu-ibu, tanggapan-akhir ini, ketika arus budaya luar semakin deras menghujani bangsa Indonesia, terutama remaja-remaja dengan usia belasan tahun, menciptakan susila "santun", yang menjadi landasan bertindak di setiap elemen masyarakat Indonesia, lambat laun hilang. 

Anak-anak banyak yang tidak berdasarkan kepada orang tuanya, tidak mengindahkan perintah dari orang tua. Tentulah merupakan hasil propaganda budaya-budaya luar yang menyampaikan keyakinan bahwa pikiran seorang remaja haruslah bebas, tidak terkekang, dan seorang remaja harus berani melawan pengekangan serta aturan. Kebebasan tersebut iawali dari pikiran yang ruang lingkupnya keluarga. lalu semakin meluas ke ruang masyarakat, dimana mereka tidak lagi mengenal tetangga, tidak lagi suka bersilaturahim, tidak lagi aktif dalam acara-aktivitas sosial. Mereka disibukkan oleh aktivitas yang ada di gadget berupa kanal media sosial, dan bermain video games. Mereka juga lebih suka "nongkrong" di kafetaria-kafe, berpesta, bahkan beberapa menenggak minuman keras. Mereka menjadi tertarik kepada kehidupan burjois ketimbang mengobrol bersama warga sekitar dan mengunjungi rumah-rumah Ibadah seperti Shalat 5 Waktu di masjid. 

Pikiran-pikiran yang berusaha menghilangkan aturan "asli" Indonesia ini semakin luas dan luas hingga jawabannya mengakar hingga mereka menua. Coba Anda bayangkan, jika saat ini, ditahun ini saja, remaja-remaja Indonesia sudah sedemikian jeleknya hingga-sampai penggunaan narkoba dimana-mana, perkelahian atau tawuran tidak mampu dihitung lagi, dan s*ks bebas serta hamil di luar nikah merupakan hal yang lumrah, maka mau Makara apa remaja Indonesia sepuluh atau dua puluh tahun mendatang? Mau Makara apa mereka?!

Bapak-bapak dan ibu-ibu..

Tentu saja, kita tidak ingin semua itu terjadi kepada belum dewasa kita. Tentu, kita tidak mengizinkan apabila belum dewasa kita menjadi penerus bangsa yang jelek. lantaran kita selalu berdoa bilalau mereka besar nanti, biar mereka menjadi langsung yang sukses di dunia akibatat dan mampu membahagiakan orang rentanya, serta merupakan manusia yang memiliki kegunaan bagi bangsa dan negara. 
Advertisement

Doa yang kita panjatkan setiap hari tersebut, ialah doa yang maksimal, tetapi sayangnya usaha kita belum semaksimal doa tersebut. Kita, sedang terpengaruh sebuah kurun, dimana prestasi akademik sedang diagung-agungkan. Siswa yang berhasil lulus Ujian Nasional dengan nilai tinggi namun mencontek, tampaknya lebih dihormati ketimbang mereka yang nilainya kecil namun menjunjung tinggi kejujuran. Mereka yang gelarnya "anak kuliahan" padahal di kampusnya menjadi mahasiswa sampah atau prestasinya buruk, lebih disegani ketimbang remaja santun yang suka pergi ke masjid namun tidak sanggup kuliah akibat kekurangan biaya. 

Ketika akil balig cukup akal nanti, mereka yang menjadi anggota DPR korup, lihatlah, akan lebih dihormati di masyarakat. Mereka yang bergelar Pegawai Negeri Sipil meskipun menjadi pegawai gara-gara memberi uang suap, memperoleh kedudukan dan dipandang sebagai orang ahli. Sementara nasib orang-orang jujur namun miskin, harus siap-siap tersingkir dan terhina.

Itulah realitanya. Kita sibuk akan pendidikan yang membawa prestise tinggi, ketimbang mendidik belum dewasa kita untuk menjadi eksklusif yang suka membantu sesama, jujur, tawakal, dan hormat kepada orang tua. Akademik yang baik namun tidak diimbangi oleh pendidikan susila, akan menghancurkan seluruh kepingan pendidikan di Indonesia. 

Bapak-bapak dan ibu-ibu..

Coba pikirkan, kalaulau kita sibuk akan pendidikan akademik tanpa mendidik tabiat, dan lihatlah apa yang terjadi! Kita lihat di sekitar kita, apakah anak-anak yang kerjanya hanya nongkrong, merokok, menghabiskan uang orang renta. Apakah mereka itu belum dewasa yang pandai secara akademik? Tidak!, kebanyakan dari mereka malah menjadi umat kolot di kelas. 

Jadi sudah jelas bukan bahwa pendidikan akhlak itu penting? Ketahuilah bahwa pendidikan akhlak yang baik yaitu basis dari sebuah pendidikan akademik. Pendidikan budbahasa yang buruk bisa menyebabkan gagalnya pendidikan akademik. Juga, pendidikan akademik yang baik tanpa diimbangi oleh pendidikan tabiat yang tepat, menimbulkan manusia lupa ihwal bagaimana Cara menjadi insan yang benar di mata yang kuasa dan masyarakat.

Bapak-bapak dan ibu-ibu..

Tidak perlu resah bagaimana Tutorial mendidik belum dewasa Anda agar menjadi pemilik budbahasa yang santun. Kita cukup membuat mereka cinta rumah dan cinta agama. Buatlah suasana rumah sekondusif mungkin. Hindari gadget dan luangkan waktu untuk anak-anak Anda. Mengobrol dan bercandalah mengenai hal-hal yang ringan. Ajarkan pula anak Anda sopan santun, selalu anjurkan mereka untuk tersenyum ketika bertemu orang lain, ajarkan mereka untuk membungkuk apabila lewat di hadapan orang yang lebih bau tanah. Tanamkan sikap tanggung jawab kepada mereka dengan Tutorial menyampaikan peran membersihkan rumah setiap pagi, membereskan tempat tidur, menyikat kamar mandi, dan sikap-sikap disiplin lainnya. 

Paculah anak-anak Anda untuk beribadah kepada tuhannya, mensedekahkan sebagian uang sakunya, dan Anda tidak boleh segan menghukum mereka apabila mereka lalai dalam sholatnya, lalai dalam mengaji, atau lalai untuk pergi ke gereja (bagi umat kristiani).

Hal-hal kecil yang terus Anda perilahara hingga cukup umur itulah yang membuat mereka menjadi eksklusif yang tidak silau akan kemegahan dunia, yang membuat mereka lebih menentukan berada di rumah ibadah ketimbang berada di kafetaria-kafe atau bahkan diskotik. Hal-hal kecil itu pula yang membuat mereka jauh dari sikap tamak, sikap pendusta, dan membuat mereka sukses di dunia dan jawabanat. 

Itulah secuil hal mengenai pendidikan budbahasa yang mampu kami sampaikan. biar nasihat ini bermanfaat untuk Anda. 

Wassalamualaikum wr wb.

0 Response to "Pidato Bahasa Indonesia wacana Pendidikan watak (Terbaru)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel