-->

Artikel Kritik ihwal Narkoba (Terbaru)

Artikel Kritik wacana Narkoba (Terbaru) - Berikut terdapat sebuah pola artikel, yang berisi mengenai kritik ihwal bisnis narkoba. 

Narkoba, Bisnis Para Pecundang


Tidak ada habisnya apabila kita membahas mengenai barang haram ini (baca: narkoba). semenjak kami kecil hingga kini usia saya sudah hampir menginjak 23 tahun, pembahasan mengenai narkoba tak kunjung usai. Selalu dan selalu, penjahat yang statusnya baik sebagai pecandu maupun sebagai pengedar, tertangkap setiap harinya. Kendati banyak yang tertangkap, namun penggunaan narkoba bukannya semakin sempit ruang lingkupnya, justru semakin luas. 

Sewaktu admin kecil, di kawasan tinggal kami belum ditemukan para pengguna narkoba, pengedar, dan gerombolan-gerombolan lainnya. Namun dikala ini, gres-baru kami dengar ada pengedar narkoba yang tertangkap polisi, dan tidak lain orang itu yaitu tetangga kurunt saya sendiri. Oh begitu, rumah glamor dan kendaraan beroda empat yang berjejer, ternyata sehabis diusut, sebagian dana pembeliannya didapat dari bisnis laknat ini. 

Benarkah si pengedar mampu menerima rumah dan mobil glamor? Oiya benar sekali, admin percaya akan hal itu. Sering saya mendengar berita penangkapan pengedar narkoba, dan apabila saya dengarkan ceritanya lebih jauh, maka terungkap bahwa penghasilannya bisa jutaan bahkan puluhan juta dalam sekali kedip. jikalau satu butir pil ekstasi dijual dengan harga tidak kurang dari Rp. 100.000, maka seorang yang berhasil menjual 10 saja, sudah sanggup menghasilkan uang Rp. 1000.000 bukan? 

Itu gres penjualan skala kecil, bagaimana dengan skala besarnya? Puluhan juta setiap penjualan mampu masuk ke kantong gembong narkoba. saya juga pernah membayangkan bagaimana bila seseorang bahkan sampai mempunyai sebuah pabrik untuk memproduksi narkoba, tentulah omsetnya sangat-sangat menggiurkan. Apalagi, tidak ada (belum ada) sanksi mati di Indonesia terkait dengan gembong yang sudah melaksanakan kejahatan narkoba kelas berat. Terakhir ada peristiwa Bali Nine dimana dua warna negara Internasional dinyatakan dihukum mati, ah sudahlah, bahkan kita, masyarakat Indonesia tidak mampu melihat terperinci bagaimana rupanya si jenazah hasil dari penembakan mati itu. Entah benar entah tidak. Namun berbeda kejadiannya dengan sang pengebom bali yang dihukum mati, kita dengan jelas melihat wajah sang "teroris" setelah dihilangkan nyawanya. 
Advertisement

Oke kembali lagi ke bisnis narkoba. bila saya si tidak mau menyentuh bisnis ini. Oh, baik kami akan realistis dan melihatnya bukan masalah haram atau tidak. berdasarkan kami, bisnis narkoba yaitu bisnis yang kurang sustainable. Bukan bisnis jangka panjang, bahkan umurnya kalah dengan bisnis asongan di bus dan di terminal. adalah udik para pebisnis yang mau terjun ke dalam area ini. Coba bayangkan, ada bisnis narkoba yang gres berjalan beberapa tahun, beberapa bulan, dan bahkan beberapa hari, eh sudah tertangkap polisi. Narkobanya disita, pelaku bisnisnya dipenjara. Dimana labanya?

Bandingkan dengan bisnis asongan, di sebuah tempat pemberhentian bus, kami selalu bertemu dengan pedagang asongan yang sama. Melalui kotak asongan yang sudah dipakai selama bertahun-tahun, ia bisa membiayai kebutuhan keluarga, menyekolahkan anak, dan kondusif dari risiko-risiko jelek layaknya pebisnis narkoba tadi. setuju kami paham, bisnis asongan mungkin tidak mampu sebesar narkoba pendapatannya. Jaraknya bisa begitu jauh, bisa 10 bahkan 100 kali lipat di bawah bisnis obat-obatan terlarang itu.

Tetapi berdasarkan saya, bisnis yang baik itu bukan hanya besar hasil tangkapannya, namun sustainable (bisa dipertahankan) kesannya. Seorang pedagang asongan yang mampu mendapat laba bersih sebesar 100 ribu perhari, apabila dia sanggup mempertahankannya selama bertahun-tahun bahkan belasan tahun, berdasarkan saya jauh, jauh, dan jauh lebih baik ketimbang pebisnis narkoba yang sanggup meraup untung 10 juta sehari, namun pada karenanya dieksekusi belasan tahun di penjara. 

Inilah kebodohan mereka, hanya memikirkan keuntungan sesaat, tanpa sanggup mencium peluang kala depan!

Mereka mampu mendapat 10 juta hari ini, namun bagaimana dengan esok? Bagaimana bila kepala mereka ditembak polisi? Bagaimana nasib keluarga mereka jika mereka dipenjara atau mati? Mereka tidak peduli ihwal hal itu. Sekali lagi saya katakan bahwa sebodoh-bodohnya bisnis yaitu narkoba, karena tidak dapat dipertahankan kurun depannya, bahkan dalam hitungan hari. Inilah bisnis para pecundang, dan jawaban negatifnya? Sangat-sangat jelek.  

0 Response to "Artikel Kritik ihwal Narkoba (Terbaru)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel