Legenda Telaga Warna Terbaik
Legenda Telaga Warna - Berikut ini yaitu cerita rakyat perihal asal - undangan terjadinya legenda telaga warna.
Legenda Telaga Warna
Pada zaman dahulu kala bangkit sebuah kerajaan di Jawa Barat yang bernama Kutatanggeuhan. Kerajaan itu cukup besar dan rakyatnya juga hidup dengan makmur. Hal ini dikarenakan kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang pandai dan bijaksana yang bernama Prabu Suwartalaya dengan didampingi oleh seorang ratu yang baik yang berjulukan Purbamanah. Sang raja dan ratu sangat dicintai oleh rakyatnya, mereka berdua dielu – elukan di seluruh negeri.
Namun, meskipun raja dan ratu dicintai oleh seluruh rakyatnya, mereka berdua tidak bahagia. Mereka selalu merasa kesepian karena belum dikaruniai seorang anak pun oleh Yang Maha Kuasa. Kesedihan raja dan ratu ini pun dirasakan oleh rakyatnya. Mereka juga khawatir siapa yang akan menjadi penerus tahta kelak.
Karena keadaan ini sang ratu terus menerus bersedih. ia tidak mau makan dan selalu menyendiri di dalam kamar. Melihat ratunya yang bersedih, sang raja pun merasa kasihan, lalu beliau memikirkan beribu macam Cara untuk membuat ratunya kembali senang. Pada kesudahannya sang raja menetapkan untuk bersemedi. Ia kemudian pergi ke sebuah gunung dan bersemedi di dalam gua.
Hari berganti hari, sang raja pun masih berada dalam persemediannya. Namun, setelah cukup lama ia berada di dalam gua itu. Tiba – tiba bunyi ghaib datang dan membangunkannya dari persemedian.
“Wahai Suwartalaya, apakah benar kamu menginginkan seorang anak,” tanya bunyi itu.
Sang raja yang kaget menjawab suara itu dengan suara yang gugup, “Be be be nar sekali. aku dan ratuku ingin sekali mempunyai seorang anak.”
“Pergilah ke rumahmu lantaran doamu akan kami kabulkan,” bunyi itu menambahkan.
Beberapa tahun telah berlalu, sang putri tumbuh menjadi seorang gadis yang elok dan jelita. Sayangnya kecantikan parasnya itu tidak diikuti dengan kecantikan hatinya. Putri Gilang Rukmini mempunyai perangai yang buruk dan sangat manja. Tak jarang dia akan menangis jikalau permintaannya tidak dituruti oleh sang raja dan ratu. Meskipun begitu, Putri Gilang Rukmini tetap menjadi kesayangan raja, ratu dan seluruh masyarakat di seluruh penjuru negeri. Mereka berharap suatu hari nanti perangai sang putri berubah menjadi baik ketika akil balig cukup akal.
Ketika sang putri akan segera berulang tahun yang ke tujuh belas, sang raja berencana untuk mengadakan pesta yang sangat besar. ia memerintahkan patihnya untuk menyiapkan pesta yang besar dan mengundang seluruh masyarakat di kerajaan itu. Dengan segera, sang patih melakukan perintah itu. Ia kemudian menyusun pesta yang megah dan menyiapkan makanan yang sangat lezat. Mendengar sang putri akan berulang tahun, rakyat yang mencintai sang putri merencanakan sesuatu. Mereka ingin memberikan sebuah hadiah yang sangat anggun sebagai tanda rasa sayang mereka terhadap sang putri.
Akhirnya mereka tetapkan untuk berbagi sang putri kalung yang sangat indah. Mereka dengan sukarela bekerja dengan keras dan menyisihkan uangnya untuk hadiah sang putri. setelah uang itu terkumpul, mereka memanggil pintar emas terbaik dari kerajaan lain untuk membuat sebuah kalung. Kalung itu sangatlah indah, terbuat dari emas dan ditaburi oleh watu – kerikilan mulia yang beraneka warna seperti berlian, permata, ruby, dan masih banyak lagi.
Pesta kelahiran sang putri kesudahannya tiba. Seluruh orang di penjuru kerajaan datang ke istana dan hanyut dalam kebahagiaan. Mereka menikmati sajian yang yummy di istana. dikala sang raja, ratu beserta putrinya keluar dari istana untuk menyambut mereka, seluruh rakyat bersorak – sorak. Mereka mengelu – elukan sang putri.
Tibalah waktu pemberian hadiah kepada sang putri. Mereka menyampaikan kalung itu kepadanya. Sang raja dan ratu takjub dengan keindahan kalung itu.
“Kenakanlah kalung itu Nak, biar rakyat senang karena kau menghargainya,” kata sang raja.
“Iya putri ku, kalung itu sangatlah indah, pasti akan terlihat menawan di lehermu,” tambah sang ratu.
Namun tidak disangka, sang putri menolak perlindungan itu.
“Bagus apanya, kalung ini sangat jelek dan warnanya tidak bagus. saya tidak akan pernah mengenakannya,” kata sang putri sambil melempar kalung itu ke lantai.
Kalung itu pun pecah dan batu permata yang beraneka warna itu terpencar ke seluruh belahan. Melihat keadaan ini, sang ratu menangis. Begitu juga dengan seluruh rakyatnya. Mereka bersedih lantaran sang putri tidak menghargai dermanya.
Tiba – tiba lantai tempat kalung itu berserakan mengeluarkan air dari dalam tanah. Air itu mengalir sangat deras dan membanjiri seluruh kerajaan. lama kelamaan air itu terus menerus mengalir menenggelamkan Kerajaan Kutatanggeuhan dan membentuk sebuah danau. Danau itu sangat indah karena airnya beraneka warna. Orang – orang percaya warna dari danau itu berasal dari kerikilan permata yang dilemparkan oleh sang Putri. Danau itu kesudahannya diberi nama telaga warna.
Hingga kini danau itu masih mampu dijumpai di daerah Puncak, Jawa Barat. Namun sayangnya danau itu kini tidak seluas dahulu.
0 Response to "Legenda Telaga Warna Terbaik"
Post a Comment