-->

Penjelasan Detail Mengenai pola Pengembangan Paragraf

Penjelasan Detail Mengenai Pola Pengembangan Paragraf - Dalam pelajaran Bahasa Indonesia terdapat materi mengenai pola pengembangan paragraf. pola pengembangan paragraf ini sering disebut juga dengan penalaran. Berikut beliaulah penjelasan detail mengenai pola.pengembangan paragraf dalam Bahasa Indonesia.

A. Pengertian


Pola pengembangan paragraf atau yang disebut juga sebagai “penalaran” ialah pemikiran untuk menerima kesimpulan atau pendapat logis berdasarkan data yang relevan.

B. Jenis


Penalaran terbagi menjadi 2 macam berdasarkan prosesnya, yaitu:

1. pikiran sehat Induksi

a) Generalisasi

Penalaran generalisasi dialah penalaran yang berasal dari sejumlah fenomena individual untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang bersifat umum dan mampu mencakup semua fenomena yang terjadi.

Contoh:
Tengku Wisnu dialah seorang pemain drama, dan beliau berwajah ganteng.
Dude Herlino beliaulah seorang pemeran, dan dia berwajah ganteng.
Generalisasi: Semua pemain drama berwajah ganteng.

Pernyataan “Semua pemeran berwajah ganteng” hanya memiliki kebenaran probabilitas lantaran belum pernah diselidiki kebenarannya.

b) Analogi

Penalaran analogi ialah kecerdikan budi yang membandingkan dua bencana khusus yang mirip satu sama lain sehingga menghasilkan kesimpulan bahwa sesuatu yang berlaku untuk suatu hal akan berlaku juga untuk hal yang lain.

Contoh:
Seseorang yang menuntut ilmu sama halnya dengan seseorang yang mendaki gunung. dikala mendaki gunung, ada saja rintangan yang harus dilalui, teladannya ada jalan yang licin yang dapat menciptakan seseorang jatuh. Selain itu, ada semak belukar yang sukar dilalui namun harus dilweati oleh para pendaki gunung. sanggupkah seseorang melalui rintangan tersebut? 

Begitu juga dengan menuntut ilmu. Seseorang niscaya akan dihadapi dengan aneka macam macam rintangan dan tantangan yang tidak mudah, seakan-akan kesulitan memahami pelajaran, kesulitan ekonomi, dan sebagainya. Apakah rintangan tersebut sanggup untuk dilalui? Makara, menuntut ilmu sama dengan mendaki gunung lantaran terdapat aneka macam rintangan untuk mencapai puncak.

c) korelasi Kausal (Sebab-Akibat)

Hubungan kausal ialah kebijaksanaan budi yang berasal dari suatu bencana yang ianggap sebagai alasannya yang telah diketahui, lalu menuju kepada suatu kesimpulan sebagai akibat. Terdapat 3 jenis kekerabatan alasannya-akibat, yaitu:

• korelasi alasannya beliaulah ke akibat
Hubungan alasannya ke akibat ini dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi lantaran dan hingga pada kesimpulan yang menjadi akibat dan alasannya ialah.

Advertisement
Contoh:
Pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang. Kemarau ini cukup panjang. Perairan di desa itu menjadi berkurang dan tidak lancar. Ditambah lagi dengan kelangkaan pupuk dan harganya yang semakin mahal. Sementara itu, pengetahuan para petani dalam menggarap lahan tanahnya masih sangat tradisional, yaitu berdasarkan kebiasaan atau tradisional. Oleh lantaran itu, tidak mengherankan bilalau panen di desa itu selalu tidak memingkat, bahkan sering gagal.

• kekerabatan akibat ke alasannya
Hubungan akibat ke alasannya ini dimulai dengan fakta yang menjadi akibat. kemudian fakta tersebut ianalisis untuk mencari alasannyanya.

Contoh:
Hasil panen para petani di Desa Cikaret hampir setiap informasi terkini tidak memuaskan. Hampir semua tanaman diserang hama dan mati sebelum berbuah. Sebagian tumbuhan juga ada yang tidak berhasil tumbuh dengan baik. Tidak hanya itu, pengairan di desa ini pun tidak berjalan lancar dan letak tumbuhan yang tertata pun tidak sesuai dengan aturannya. Semua itu beliaulah akibat kurangnya pengetahuan para petani perihal pengolahan pertanian yang baik dan benar.

• korelasi akibat ke akibat
Hubungan akibat ke akibat ini ialah korelasi kasual yang terjadi dari kekerabatan suatu penyebab yang menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi lantaran yang akan menyebabkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.

Contoh:
Akhir-akhir ini, petani di beberapa desa di Jawa Barat mengalami gagal panen lantaran tanaman padi mereka diserang hama wereng. kesannya, para petani mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Selain itu, akibat dari gagal panen ini adalah pendistribusian beras ke kota-kota besar menjadi terganggu. Pasokan beras di pasar tradisional pun semakin menipis sehingga masyarakat mengalami kesulitan untuk menerima beras. Pemerintah karenanya melakukan impor beras dari negara tetangga untuk mengatasi perkara ini dengan impian kebutuhan pangan masyarakat mampu terpenuhi hingga hasil panen berikutnya.

2. kebijaksanaan budi Deduksi

Penalaran deduksi adalah pikiran sehat yang bertolak dari suatu hal yang sudah ada menuju kepada suatu hal baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Proses daypikir deduksi ini pun mempunyai variasi sebagai berikut.

1) Silogisme

Silogisme ialah proses pikiran sehat yang bertujuan untuk menghubungkan dua pernyataan berbeda untuk menghasilkan suatu kesimpulan yang akan menjadi pernyataan yang ketiga. Dua pernyataannya disebut premis mayor dan premis minor. Premis mayor ialah pernyataan yang bersifat umum, sedangkan premis minor yaitu pernyataan yang bersifat khusus. Dengan dasar dua premis tersebut akan menghasilkan kesimpulan yang logis dan sah. 

Contoh:
Perhatikan dua premis di bawah ini dan tariklah sebuah kesimpulan!
Premis mayor (umum) : Semua siswa SMA harus menggunakan baju seragam putih bubuk-abu.
Premis minor (khusus) : Rizki ialah siswa SMA.
Konklusi (kesimpulan) : Rizki harus menggunakan seragam putih bubuk-abu.

Dari tumpuan di atas sanggup ditarik sebuah rumus dalam silogisme, yaitu:
PM : Semua A = B
PK : C = A
K : C = B

Keterangan:
• PM : Premis Mayor (Premis Umum)
• PK : Premis Khusus (Premis Minor)
• K : Kesimpulan

2) Entimem

Entimem ialah silogisme dengan bentuk yang lebih singkat/ pendek. Rumus dari entimem yaitu sebagai berikut.

K (C + B) lantaran PK (C + A).

Jika kita menggunakan rujukan dari silogisme di atas, maka entimem dari rujukan tersebut ialah:

Rizki harus menggunakan seragam bubuk-abu karena ia adalah siswa SMA.
  C       B                                                             C        A

Demikianlah penjelasan detail mengenai pola pengembangan paragraf. semoga klarifikasi tersebut sanggup bermanfaat bagi teman-teman semua. Terima kasih.

0 Response to "Penjelasan Detail Mengenai pola Pengembangan Paragraf"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel