-->

4 pola dongeng Pendek (Cerpen) dalam Bahasa Indonesia


4 teladan kisah Pendek (Cerpen) dalam Bahasa Indonesia

Cerpen (cerita pendek) yaitu sebuah kisah yang mempunyai konflik sederhana dan berfokus pada satu masalah dari sebuah karakter saja. Cerpen tidak mempunyai alur yang kompleks seolah-olah dalam novel. Cerpen mempunyai banyak teladan yang terbagi dalam beberapa kategori dan semua dongeng cerpen pasti mengandung pesan moral. Berikut ini yaitu 4 pola dongeng pendek (cerpen) dalam bahasa Indonesia.


Contoh 1


Penghitungan yang Bijaksana

Kaisar Akbar terbiasa meletakkan teka-teki dan teka-teki ke istananya. ia sering mengajukan pertanyaan yang aneh dan jenaka. dibutuhkan banyak kebijaksanaan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini.

Suatu kali beliau mengajukan pertanyaan yang sangat absurd. Para abdi dalem dilipat oleh pertanyaannya.

Akbar melirik istananya. Ketika beliau melihat, satu per satu kepala mulai merunduk mencari jawaban. Pada dikala inilah Birbal memasuki halaman. Birbal yang tahu sifat kaisar dengan cepat memahami situasinya dan bertanya, "Bolehkah saya tahu pertanyaannya sehingga saya sanggup mencoba mencari jawaban".

“Berapakah jumlah seluruh gagak di kota ini?" Tanya Akbar

Birbal menjawab dengan lantang dan tanpa berpikir sejenak, "Ada lima puluh ribu lima ratus delapan puluh sembilan gagak, rentanku".

"Bagaimana kamu sanggup begitu yakin?" tanya Akbar.

Birbal berkata, "Buat kamu para lelaki diperhitungkan, basi tanahnku. jikalau kau menemukan lebih banyak gagak, itu berarti ada yang tiba mengunjungi kerabat mereka di sini. jika kau menemukan jumlah gagak yang lebih sedikit itu berarti beberapa pergi mengunjungi kerabat mereka di daerah lain".

Akbar terkejut mendengar jawaban Birbal lantaran tidak seorang pun di istananya yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Akbar pun jawabannya tahu bahwa Birbal ialah seorang yang cedas. Akbar sangat bahagia dengan kecerdasan Birbal dan mengajaknya untuk tinggal di dalam istana.

Pesan adab dari dongeng di atas:
Jawaban yang cerdas akan membawa seseorang ke menuju tujuannya.


Contoh 2


Panggilah Si Kucing

Ada sebuah toko kelontong di sebuah pinggiran kota. Banyak tikus tinggal di toko kelontong itu. makanan tersedia banyak untuk mereka. Mereka makan segalanya dan merusak semua tas. Mereka juga menyia-nyiakan roti, biskuit, dan buah-buahan di toko.

Melihat hal tersebut, pemilik toko kelontong Jadi sangat khawatir. Jadi, ia berpikir, "Aku harus membeli kucing dan membiarkannya tinggal di toko. Hanya dengan begitu admin sanggup menyelamatkan barang-barangku."

Dia membeli seekor kucing yang besar dan gemuk, dan membiarkannya tinggal di sana. Kucing itu bersenang-senang dikala berburu tikus dan membunuh mereka. Tikus – tikus di toko itu pun tidak sanggup bergerak dengan bebas kini. Mereka takut untuk keluar dari persembunyainnya lantaran si kucing sanggup kapan saja memakannya.

Para tikus, lalu, ingin melaksanakan sesuatu. Mereka mengadakan pertemuan dan semuanya menyampaikan pendapatnya, "Kita harus menyingkirkan kucing itu. Bisakah seseorang memberi saran"?

Semua tikus duduk dan merenung. Seekor tikus yang tampak pintar berdiri dan berkata, "Kucing itu sanggup bergerak dengan perlahan dan datang - datang. Itulah masalahnya. bila kita mampu mengikat lonceng di lehernya, maka semuanya akan baik-baik saja. Kita sanggup mengetahui pergerakan kucing".

"Ya, itu tanggapan," kata semua tikus. Seekor tikus basi tanah perlahan bangkit dan bertanya, "Siapa yang akan mengikat bel?" sesudah beberapa ketika tidak ada seorang pun di sana untuk menjawab pertanyaan ini.

Pesan etika dari kisah di atas:
Solusi yang tidak mengatakan jalan keluar tidak aakan berguna dan tidak ada nilainya.

Advertisement

Contoh 3


Tergesa – Gesa ialah Hal yang Sia - Sia

Seorang wanita memiliki luwak sebagai hewan peliharaannya. Luwak tersebut sangat setia kepadanya. Suatu hari ia pergi ke pasar, meninggalkan bayinya dalam perawatan luwak.

Saat itu seekor kobra besar memasuki rumah. Luwak membunuhnya sehabis pertarungan yang panjang dan sengit.

Ketika wanita itu kembali, ia melihat luwak berbaring di pintu masuk. ia memperhatikan mulutnya yang tertutup darah.

Dengan tergesa-gesa perempuan itu menerka bahwa luwak telah membunuh bayinya. Dalam kemarahan yang tiba-tiba, perempuan itu melemparkan periuk air ke luwak dan membunuhnya.

Sayang! Ketika beliau memasuki rumah dia dipenuhi dengan penyesalan. Bayinya bermain dengan ceria.

Di dekatnya seekor kobra besar terbaring mati. perempuan itu meneteskan air mata kesedihan yang membelai bangkai luwak tersebut.

Pesan tabiat dongeng di atas:
Jangan bertindak tergesa-gesa lantaran itu adalah hal yang sia – sia dan akan membawa penyesalan.


Contoh 4


Seekor Burung Hantu renta yang Bijaksana

Ada burung hantu renta yang hidup di pohon Oak Setiap hari ia melihat sebuah kejadian terjadi di sekitarnya. Kemarin ia melihat seorang anak lelaki membantu seorang lelaki busuk tanah membawa keranjang yang berat. Hari ini ia melihat seorang gadis berteriak pada ibunya. Semakin ia melihat semakin sedikit ia berbicara.

Ketika dia berbicara lebih sedikit, ia mendengar lebih banyak. ia mendengar orang berbicara dan bercerita. ia mendengar seorang perempuan mengatakan bahwa seekor gajah melompati pagar. ia juga mendengar seorang pria menyampaikan bahwa ia tidak pernah melakukan kesalahan.

Burung hantu basi tanah telah melihat dan mendengar perihal apa yang terjadi pada manusia. Beberapa menjadi lebih baik dan beberapa menjadi lebih jelek. Tapi burung hantu tua menjadi lebih bijaksana setiap hari.

Pesan susila dalam dongeng di atas:
Kamu harus jeli, kurang bicara tetapi lebih banyak mendengarkan. Ini akan membuatmu menjadi orang yang bijak.



Demikianlah 4 teladan dongeng pendek (cerpen) dalam bahasa Indonesia. Beberapa tumpuan cerpen di atas diharapkan sanggup dipahami dengan baik dan dapat bermanfaat bagi sahabat – teman. Terima kasih.

0 Response to "4 pola dongeng Pendek (Cerpen) dalam Bahasa Indonesia"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel